Jogja
Minggu, 21 Oktober 2012 - 04:35 WIB

Bendung Hedonisme dengan Kemah Budaya

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/zerogravitystudios.co.nz)

Para peserta kemah kebangsaan yang digelar Karang Taruna DIY di Gua Selarong, Pajangan, Bantul tengah mengisi waktu senggang untuk permainan outbound,Sabtu (20/10/2012(. (Dinda Leo Listy/JIBI/Harian Jogja)

BANTUL– Tanpa diimbangi wawasan kebangsaan, jati diri para pemuda dikhawatirkan terkikis oleh gencarnya budaya pop yang mengadopsi budaya asing. Padahal, pemuda adalah garda terdepan dalam menentukan masa depan bangsa.

Advertisement

Hal itu disampaikan Gusti Kanjeng Ratu Pembayun di sela acara kemah kebangsaan yang diselenggarakan Karang Taruna DIY di komplek Gua Selarong, Dusun Kembang Putihan, Guwosari, Pajangan, Sabtu (20/10/2012).

“Harus segera ditemukan solusinya agar pemuda tidak terjebak dalam kebudayaan hedonis, pragmatis, bahkan apatis terhadap berbagai persoalan,” kata Pembayun yang juga selaku Ketua Karang Taruna DIY.

Menurut Pembayun, kemah kebangsaan yang diselenggarakan sejak Jumat (19/10/2012) hingga Minggu (21/10/2012) termasuk solusi mengembalikan jati diri pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Selama tiga hari, sekitar 200 peserta kemah tersebut digembleng wawasan kebangsaan.

Advertisement

“Pemuda harus tetap berdiri di jalur yang independen tanpa melenceng dari jalur sebagai pengemban tanggung jawab. Baik tanggungjawab moral, sosial, dan politis,” pesan putri Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X itu.

Salah satu pemateri dalam kemah kebangsaan, Alisa Wakhid, menerangkan dalam era globalisasi saat ini, kemajuan tekonologi informasi perlu diwaspadai. Sebab, tidak semua informasi yang mudah diakses itu sesuai dengan idiologi bangsa.

“Masyarakat, termasuk pemuda, harus lebih kritis dan cerdas dalam menerima informasi dan doktrin idiologi. Jika pemahaman idiologi masyrakat keropos, kedaulatan bangsa mudah terancam,” jelas putri mantan Presiden Abdurrahman Wakhid itu.

Advertisement

Selain Alisa Wakhid, masih ada tiga narasumber lain yang memberikan materi dalam diskusi kebangsaan tersebut. Yaitu Ketua Lakpesdam NU DIY Jadul Maula, Wakil Ketua Komisi D DPRD propinsi DIY, Nur Sasmita, dan Majelis Pertimbangan Karang Taruna Nasional, Arif Kuswara.

Bupati Bantul Sri Surya Widati yang turut menghadiri kemah kebangsaan karang taruna DIY mengatakan, pemuda memiliki peran strategis dalam pemberdayaan bangsa. “Pemuda diharapkan dapat lebih mengambil peran dalam menepis pengaruh globalisasi yang dirasa merusak,” pesan Bupati yang akrab disapa Ida itu.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif