SOLOPOS.COM - Hijauan pakan ternak dijual di sepanjang jalan dusun Trimulyo, Desa Kepek, Wonosari, Gunungkidul, Jumat (2/9/2016). (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Kemarau membuat rumput sulit diperoleh di Gunungkidul

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-– Sejumlah peternak di Gunungkidul mulai kesulitan mencari pakan untuk ternak. Pasalnya, musim kemarau yang datang membuat hijauan sulit diperoleh. Namun  hal tersebut justru memberi keuntungan tersendiri bagi para pedagang hijauan di Wonosari, Gunungkidul.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang penjual hijauan di Trimulyo I, Kepek, Wonosari, Surip mengatakan bahwa ia mulai menjual hijauan pada saat memasuki kemarau beberapa saat yang lalu. Dijelaskannya, ketika kemarau saat ini harga pakan hijauan pun mengalami kenaikan harga karena sulitnya memperoleh hijauan di Gunungkidul.

Untuk satu ikat hijauan berisi 10 batang pohon jagung, sebelumnya yakni harga Rp1.500 naik menjadi Rp2.500. Untuk ikatan hijauan dengan jumlah lebih banyak yakni 15 hingga 20 batang pohon jagung naik dari Rp3.000 menjadi Rp4.000.

“Harga bisa berbeda, tergantung dengan jumlah batang jagungnya dalam satu ikat,” kata Surip.

Ia mengatakan, kenaikan harga tersebut lantaran sulitnya memperoleh hijauan di Gunungkidul, sehingga ia harus mencari hijauan hingga ke sejumlah daerah di luar Gunungkidul antara lain Kalasan, Klaten, hingga Boyolali. Ia pun mengaku untuk mendatangkan hijauan dari luar daerah membutuhkan biaya operasional yang tak sedikit.

Bersambung halaman 2

Setiap hari Surip mendatangkan hijauan hingga 1.200 ikat, jumlah tersebut dikatakannya cukup banyak mengingat permintaan dan kebutuhan peternak di Gunungkidul besar. Ia pun mengatakan dalam sehari jumlah tersebut selalu habis diborong oleh pelanggannya, bahkan tak jarang hingga kehabisan stok.

Pendapatan yang diperoleh Surip pun terbilang cukup besar, biasanya ia mampu memperoleh Rp1,5 juta hingga Rp3 juta dalam sehari hasil dari menjual pakan ternak. Meskipun laba yang diperoleh tak seberapa karena harus menutup biaya operasional untuk memperoleh hijauan impor dari luar daerah.

Ia mulai berjualan sejak pagi hari pukul 10.00 wib hingga petang hari. Pada sore hari biasanya mulai banyak pembeli yang datang memborong hijauan yang ia jajakan di pinggir jalan. Ia pun menggelar jualannya tak hanya di satu lokasi, namun juga di beberapa lokasi yang tersebar di wonosari.

“Niatnya membantu peternak supaya tak kesulitan peroleh pakan untuk ternak,” kata dia.

Sementara itu, salah seorang pembeli, Ucik warga Dusun Siyono, Desa Logandeng, Kecamatan Playen mengatakan saat ini memang sulit untuk mencari hijauan, terlebih ia pun tak punya banyak waktu untuk mencari hijauan di ladang untuk pakan ternaknya. Sehingga ia memutuskan untuk membeli hijauan yang mulai banyak dijual di pinggir jalan.

“Meskipun naik, tapi masih terjangkau. Lebih cepat dan mudah peroleh pakan dengan membeli saja,” kata Ucik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya