Solopos.com, JOGJA — Sebanyak 33 kapanewon atau kecamatan di Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi terdampak kekeringan dan kesulitas air bersih pada musim kemarau panjang tahun ini. Diperkirakan kemarau akan terjadi hingga awal 2024.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta, Lilik Andy Aryanto, mengatakan sebanyak 33 kecamatan yang berpotensi kesulitan air bersih itu tersebar di Kabupaten Gunungkidul, Kulonprogo, dan Bantul.
Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon
“Potensi kekeringan ada 33 kecamatan dan yang sudah ‘dropping’ [air bersih] 16 kecamatan,” ujar Lilik, Senin (4/9/2023).
Secara rinci, dia menyebut sebanyak 14 kecamatan berpotensi kekeringan berada di Kabupaten Gunungkidul, tepatnya di 56 kelurahan, berikutnya sembilan kecamatan di Kulonprogo (28 kelurahan), dan 10 kecamatan di Bantul (23 kelurahan).
Dari 33 kecamatan itu, enam kecamatan di Gunungkidul, lima kecamatan di Bantul, dan lima kecamatan di Kulon Progo telah mengalami dampak kekeringan.
Merespons dampak dan potensi kekeringan itu, menurut dia, hingga kini Kabupaten Gunungkidul dan Bantul telah menetapkan status siaga darurat.
“Dari masing-masing kabupaten telah menyiapkan anggaran dropping air dan apabila anggaran rutin telah habis maka akan menggunakan data BTT [belanja tidak terduga],” ujar dia yang dikutip dari Antara.
Sementara itu, untuk mengantisipasi dampak kekeringan di sektor pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan DIY telah melakukan pendampingan terkait pola tanam yang sesuai.
“Sektor pertanian sampai saat ini tidak ada laporan kekeringan,” ujar Lilik.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad mengatakan Pemda DIY baru akan turun tangan mengambil alih penanganan menggunakan dana BTT saat muncul permohonan dari pemerintah kabupaten/kota, disertai SK Gubernur DIY Tanggap Darurat perihal kekeringan.
Hingga saat ini tiga kabupaten berpotensi kekeringan tersebut menyatakan masih mampu melakukan penanganan secara mandiri.
Meski demikian, Pemda DIY telah menyiapkan batuan penyaluran air bersih melalui Dinas Sosial (Dinsos) DIY.
Menurut dia, Dinas Sosial DIY memiliki stok air bersih sebanyak 236 tangki yang masing-masing berkapasitas 4 ribu liter.
“Sejauh ini baru sebanyak 37 tangki milik Dinas Sosial saja yang dikirimkan ke daerah-daerah terdampak kekeringan,” ujar dia.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
