SOLOPOS.COM - Ilustrasi bocah balita (JIBI/Dok)

BBLR dan asfiksia mendominasi kematian balita.

Harianjogja.com, JOGJA–Ratusan balita di DIY meninggla dunia sepanjang 2017. Sejumlah hal menyebabkan kematian balita di DIY.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DIY, Inni Hikmatin mengatakan  sepanjang 2017 tercatat sebanyak 347 kasus kematian balita. “Jumlah ini terjadi untuk 42.556 kelahiran hidup di DIY,” kata Inni Hikmatin, Selasa (23/1/2018).

Jika dikonversi, tambah wanita berkacamata ini, nilainya berarti 8 per 1.000 kelahiran hidup. Meski tidak bisa menyebutkan secara detail angka kematian balita pada tahun 2016 sebagai pembanding, ia mengatakan jumlahnya relatif sama.

Penyebab kematian balita sendiri didominasi oleh asfiksia dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Jogja mencatat angka kematian balita di Jogja saja selama 2017 lalu sebanyak 33 orang. Jumlah ini meningkat dibanding 2016 lalu yang mencapai sebanyak 30 orang. “Penyebab kematian balita adalah karena radang paru dan diare. Ini karena kondisi lingkungan yang kurang sehat, maka perlu ditingkatkan lagi PHBS,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Jogja, Agus Sudrajat.

Agus mengklaim angka kematian balita di Jogja masih terbilang rendah di banding angka rata-rata nasional. Bahkan menurut dia, angka kematian itu sudah menurun dibanding 2015 lalu sebanyak 34 orang. Kendati demikian, pihaknya tetap berupaya untuk terus menekan angka kematian balita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya