SOLOPOS.COM - Petani beraktivitas di lahan persawahan. (Bisnis/Fanny Kusumawardhani)

Solopos.com, SEMARANG – Kementerian Pertanian meminta pemerintah daerah menjaga luas lahan pertanian. Pasalnya, dari 7,5 juta hektare (ha) lahan pertanian nasional, sebagian besar berada di Pulau Jawa.

“Sedangkan di luar Jawa tidak begitu signifikan,” kata Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Jan Samuel Maringka, dikutip Selasa (28/2/2023).

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Dalam agenda Rapat Koordinasi yang digelar di Kota Jogja, Jan menyebut penanggulangan alih fungsi lahan itu perlu dilakukan. Pasalnya, di masa mendatang, lahan pertanian yang kian tergerus bakal punya dampak buruk bagi ketahanan pangan nasional.

“Mungkin saja alih fungsi itu terjadi karena ada kebutuhan-kebutuhan ekonomi. Namun, sekali lagi, keberpihakan kita terhadap kepentingan pangan harus diperhatikan,” kata Jan, dikutip dari laman Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta.

KGPAA Paku Alam X, Wakil Gubernur DI Yogyakarta, mengakui bahwa alih fungsi lahan hingga hari ini masih terus terjadi di berbagai daerah. Pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi serta industri menjadi beberapa faktor pemicu terjadinya alih fungsi lahan itu.

Secara umum, kondisi pertanian di DI Yogyakarta memang tidak separah wilayah lainnya di Pulau Jawa. Misalnya saja di Jawa Timur, provinsi tetangga itu dalam tiga tahun berturut-turut menujukkan tren penurunan luas panen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode 2020-222, luas panen padi di Jawa Timur menyusut dari 1.754.380,30 ha menjadi 1.704.759,48 ha.

Di DI Yogyakarta, luas panen justru mengalami pertumbuhan. Meskipun tidak terlalu signifikan dan masih mengalami penurunan di tahun 2021 silam. Pada 2020, luas panen padi di DI Yogyakarta mencapai 110.548,12 ha. Tahun berikutnya, luasnya turun hingga di 107.506,16 ha.

Namun, pada 2022 lalu, luas panen padi mengalami kenaikan hingga melampaui angka tahun 2020. BPS mencatat luas panen di DI Yogyakarta pada 2022 berada di 112.148,00 ha. Meskipun mengalami pertumbuhan luas panen, namun DI Yogyakarta punya masalah lain yang lebih serius. Produktivitas padi di wilayah itu masih berada di bawah angka rata-rata nasional. Pada 2022, produktivitas padi di tingkat nasional berada di 52,26 kuintal per ha (ku/ha).

Di DI Yogyakarta, pada periode yang sama, produktivitas berada di angka 51,77 ku/ha. Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta sendiri berkomitmen untuk mendukung penanganan alih fungsi lahan pertanian. Menurut Sri Paduka, hal tersebut dilakukan guna menjaga ketahanan pangan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya