Jogja
Selasa, 12 Mei 2015 - 04:20 WIB

KEMISKINAN DI BANTUL : Sedayu Kecamatan Termiskin, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bantuan sosial. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kemiskinan di Bantul, tertinggi masih berada di Kecamatan Sedayu. Penyebabnya, adalah kondisi geografi

Harianjogja.com, BANTUL– Kecamatan Sedayu tercatat sebagai wilayah dengan prosentase penduduk miskin terbesar di Bantul. Dua tahun terakhir wilayah ini bertahan sebagai daerah paling miskin.

Advertisement

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat mencatat, angka kemiskinan di Sedayu mencapai 17,66% dari total jumlah penduduknya sebanyak 42.943 jiwa, atau sekitar 7.500-an jiwa miskin.

Prosentase tersebut merupakan yang terbesar dibanding 16 kecamatan lain di Bantul. Data itu merujuk pada survei yang dilakukan Pemkab Bantul setiap tahun alias bukan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

“Kalau pakai data BPS update terakhir datanya 2011, kalau Pemkab tiap tahun data dimutakhirkan,” terang Suharyono, Kepala Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat Bappeda Bantul, Senin (11/5/2015).

Advertisement

Kecamatan Sedayu bahkan bertahan sebagai daerah termiskin dalam dua tahun terakhir sejak 2013-2014. Sementara data kemiskinan tahun ini belum dikeluarkan. Sebelumnya kata Suharyono, peringkat terbawah kemiskinan di Bantul dipegang Kecamatan Dlingo pada 2011 dan 2012. Namun wilayah ini bisa menyalib Sedayu pada 2013.

Dlingo kini berada di peringkat ketiga terbawah dengan prosentase penduduk miskin sebesar 17,08% . Sedangkan peringkat kedua kecamatan termiskin ditempati Kecamatan Pundong dengan prosentase kemiskinan 17,28%.

“Kecamatan Dlingo bisa naik karena pembangunan infrastruktur di sana sudah banyak seperti jalan, di sana juga dikembangkan potensi ekonomi seperti kerajinan dan kuliner,” ujarnya.

Advertisement

Suharyono menilai, banyak hal menyebabkan Sedayu menjadi wilayah termiskin. Diantaranya faktor bidang pekerjaan mayoritas warga yang sedikit menghasilkan pendapatan. Mayoritas warga di Sedayu bekerja sebagai buruh tani bukan pemilik lahan.

Pemkab Bantul lanjut dia berupaya menggerakan ekonomi di wilayah ini dengan berbagai program. “Misalnya program peningkatan potensi unggulan setempat, selain program perlindungan sosial seperti raskin dan PKH [program keluarga harapan], pembangunan infrastruktur juga akan didorong ke sana,” papar dia.

Terpisah, Camat Sedayu Priya Atmaja mengatakan, kondisi geografis di wilayahnya ikut memicu kemiskinan. “Banyak daerah pegunungan terutama bagian selatan, sehingga menyulitkan akses menuju tempat pendidikan, sehingga warga juga berpendidikan rendah,” terang Priya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif