SOLOPOS.COM - Ilustrasi warga miskin (JIBI/Solopos/Dok.)

Kemiskinan Kulonprogo memiliki perbedaan data.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Hasil pendataan jumlah penduduk miskin versi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo dan Badan Pusat Statistik (BPS) selalu berbeda setiap tahun. Selisih dan perbedaan data yang relatif masih jauh berusaha terus ditekan agar lebih valid saat digunakan sebagai dasar program penanggulangan kemiskinan.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Sosial Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Kulonprogo, Nur Hadiyanto, ditemui di Gedung Kaca, Wates, Kulonprogo, Selasa (2/8/2016).

“Pendataan kemiskinan menjadi agenda besar tahun ini. Kami ingin ada keterpaduan data dengan hasil pendataan tahun 2015 yang dilaksanakan BPS,” kata dia.

Pemkab Kulonprogo harus melaksanakan pemutakhiran album kemiskinan setiap tahun. Namun, selama ini selalu tampak perbedaan yang mencolok saat disandingkan dengan data versi BPS. BPS memang belum meluncurkan data kemiskinan penduduk Kulonprogo per tahun  2015. Meski begitu, ketidakcocokan data pun terlihat jelas di tahun 2014. BPS menyatakan persentase penduduk miskin Kulonprogo mencapai 20,64 persen, sedangkan Pemkab Kulonprogo mengklaim 15,66 persen.

Nur mengungkapkan, selisih tersebut terjadi akibat adanya perbedaan metode pendataan, misalnya dalam penentuan indikator kemiskinan. Walau begitu, dia masih yakin jika keselarasan data bukan hal yang mustahil dicapai.

“Walau ada alasan itu karena metodenya berbeda, selisihnya sebisa mungkin tetap harus kita dekatkan,” ujar Nur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya