SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN—Penumpang angkutan umum memaklumi kenaikan tarif yang rata-rata mencapai 30%. Meksi harus membayar lebih mahal, mereka menyadari bahwa hal itu merupakan upaya penyesuaian pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Zainul Rohman, seorang penumpang yang turun di Terminal Pakem mengungkapkan, kenaikan tarif sudah terjadi hampir dua pekan lalu. “Naik Rp2.000. Dari Tempel ke sini [Pakem] habis Rp9.000. Dulu hanya Rp7.000,” kata lelaki berusia 17 tahun itu, Senin (1/12/2014).

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Zainul merupakan warga Kaliangkrik, Magelang, yang bekerja di dekat Pasar Pakem, Sleman. Sehari-hari dia mengaku selalu naik angkutan umum untuk berangkat dan pulang kerja.

“Naik ya tidak apa-apa. Soalnya harga BBM juga naik. Yang penting tetap ada angkutannya,” ucapnya kemudian.

Terpisah, Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sleman, Juriyanto mengatakan, pihaknya belum menerima laporan maupun keluhan dari masyarakat terkait kenaikan tarif angkutan umum.

“Penumpang juga menyadari kalau kenaikan tarif ini untuk menyesuaikan dengan harga BBM yang sudah naik,” kata Juriyanto saat ditemui di Terminal Condongcatur, Depok, Sleman,.

“Kalau tidak penyesuaian, operasionalnya juga susah. Apalagi sekarang penumpangnya sudah sepi dan itu mempengaruhi pendapatan kru dan pemilik angkutan,” kata Juriyanto menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya