Jogja
Senin, 27 Juni 2016 - 02:40 WIB

KENAIKAN HARGA DAGING SAPI : Impor Daging Sapi Ancam Peternak Sapi Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kebijakan impor jia tidak dilakukan secara hati-hati mematikan para peternak sapi lokal.

Harianjogja.com, PLERET– Sejumlah peternak sapi di Segoroyoso, Pleret, Bantul mengeluhkan rencana impor daging sapi besar-besaran untuk menekan harga pada kisaran harga Rp80.000 per kilogram.

Advertisement

Mereka menilai jika keputusan tersebut tidak dilaksanakan dengan bijaksana dan hati-hati, akan dikhawatirkan akan merugikan peternak bahkan lebih ditakutkan akan membuat para peternak bangkrut.

Ketua Paguyuban Peternak Sapi Segoroyoso, Ilham Jayadi mendukung langkah pemerintah untuk menekan harga daging sapi turun, namun kenyataannya justru kebijakan itu mematikan para peternak sapi karena harga daging sapi Rp80.000 perkilogram dengan ketersedian sapi siap potong di Indonesia tidak akan mungkin terjadi.

“Harga daging sapi Rp80.000 bisa namun untuk jenis daging jerohan. Kalau untuk daging dengan kualitas I harganya masih diatas Rp100.000 dengan melihat stok sapi siap potong yang ada saat ini,” ujar Ilham.

Advertisement

Ilham mengaku, untuk menekan pengeluaran ia dan para peternak lain telah mencoba membuat formulasi pakan sapi yang murah namun tetap membuat sapi cepat gemuk, namun dalam kenyataannya harga dengan membuat formulasi pakan yang lebih murah juga tidak bisa menutup kerugian dengan turunnya harga sapi ternak.

“Bahan konsentrat buatan pabrik saat ini harganya mahal sekali bahkan harganya tidak pernah turun namun naik terus. Jika terus seperti itu maka peternak akan semakin merugi terus menerus,” katanya.

Dikatakannya, yang lebih parah saat ini dikarenakan permintaan untuk daging sapi yang sedang meningkat, para peternak tidak memikirkan lagi sapi mana yang akan di sembelih, termasuk sapi-sapi betina yang masih subur dan produkif. “Terpaksa sabi betina yang subur tetap saja dipotong karena permintaan banyak, seharusnya kan bisa untuk indukan,” ujarnya.

Advertisement

Jika kondisi seperti ini terus berlangsung bisa dipastikan swasembada daging sapi hanya impian semata dan ketergantungan untuk impor daging sapi semakin tinggi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif