Jogja
Minggu, 20 Desember 2015 - 01:40 WIB

Kenaikan Harga Sembako Tak Terbendung

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kenaikan harga sembako tidak bisa dibendung kendati pasokan barang mencukupi.

 

Advertisement

Ilustrasi kebun tanaman organik. (JIBI/Harianjogja/Dok.)

Harianjogja.com, BANTUL– Harga bahan pangan terus naik memasuki libur sekolah dan menjelang hari raya Natal serta tahun baru. Kenaikan harga sembako tidak bisa dibendung kendati pasokan barang mencukupi.

Kenaikan harga antara lain terlihat di pasar tradisional Ngoto, Bangunharjo, Sewon, Bantul. Sejumlah komoditas sayur mayur mengalami kenaikan. Harga bawang merah dari semula Rp24.000 per kilogram (Kg) naik menjadi Rp30.000. bawang putih dari harga Rp24.000 per Kg naik menjadi Rp29.000. “Kenaikannya sudah lima hari terakhir ini,” ungkap Mugi pedagang di pasar Ngoto, Minggu (20/12/2015).

Advertisement

Demikian pula dengan komoditas seperti cabai rawit dari harga Rp15.000 per Kg naik menjadi Rp25.000. Cabai keriting melonjak dari harga Rp12.000 menjadi Rp15.000. Telur dari harga Rp21.000 naik menjadi Rp22.000 hanya dalam waktu satu hari. “Yang paling mahal juga kenaikan wortel dari Rp7.000 dulu sebelum Desember sekarang Rp12.000,” paparnya lagi.

Padahal kata Mugi, pasokan barang sampai sekarang lancar dan tidak ada kekurangan. Namun para pengepul barang serentak menaikkan harga. Ia menduga kenaikan harga dikarenakan memasuki musim libur sekolah dan jelang Natal serta tahun baru. Hari libur menambah jumlah wisatawan berkunjung ke daerah ini sehingga terjadi kenaikan permintaan barang.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bantul Sulistyanta memastikan, pasokan kebutuhan pokok aman kendati terjadi kenaikan harga. “Pantauan kami pasokan aman. Misalnya bawang, di sini sampai sekarang masih panen. Kalau cabai memang sedikit tapi ada pasokan dari luar daerah,” terang Sulistyanta.

Advertisement

Kenaikan harga tersebut menurutnya telah diprediksi karena rutin terjadi jelang Natal dan tahun baru. Pada libur akhir tahun ini Pemerintah DIY telah memprediksi jumlah wisatawan yang berkunjung mencapai hingga lima juta orang. “Puncak kenaikan harga akan terjadi mendekati Natal dan tahun baru,” paparnya. Namun kondisi itu diperkirakan kembali normal setelah tahun baru selesai.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif