Jogja
Senin, 9 Januari 2017 - 17:20 WIB

KENAKALAN PELAJAR : Kapolresta Jogja Dialog dengan Siswa SMA Boda Membahas Klithih

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana dialog di SMA Bopkri 2 Jogja (Boda), Senin (9/1/2017). (Arief Wahyudi/JIBI/Harian Jogja)

Kenakalan pelajar di Jogja terus ditekan salah satunya dengan kegiatan dialog

Harianjogja.com, JOGJA – SMA Bopkri 2 Jogja (Boda) menggelar dialog interaktif bertema kenakalan remaja dengan menghadirkan narasumber utama Kapolresta Jogja Kombes (Pol) Tommy Wibisono di aula sekolah setempat, Senin (9/1/2017).

Advertisement

Selain Kapolresta, dialog interaktif juga menghadirkan para wali murid SMA Boda serta psikolog guna memberikan masukan meminimalisasi kenakalan anak sekolah.

Dalam pernyataannya Kapolresta menegaskan, dialog tersebut menjadi bagian utama untuk menyikapi kejadian tindak kriminalitas di kalangan pelajar yang hingga saat ini masih hangat diperbincangkan.

“Dialog ini tujuannya adalah menyikapi dinamika yang belakangan ini di Jogja. Saya berkewajiban untuk menyampaikan hal-hal penting untuk menjaga Jogja tetap istimewa,” ujar Tommy kepada wartawan usai menjadi pembicara dalam dia

Advertisement

Tommy berharap adanya sinergi antara guru dengan orangtua siswa. Adanya kolaborasi antara orangtua dengan guru jelas dia yakini bisa meminimalisasi kenakalan remaja yang berujung pada tindak kriminalitas.

Dalam uraiannya saat berbicara di depan forum, Tommy sempat menyampaikan, saat ini kepolisian sudah mengantongi 50 geng pelajar di wilayah DIY ini.

“Itu sudah menjadi rencana program kerja kepolisian. Bagi pelajar yang melakukan tindak kriminal, kami akan menindak sesuai koridor hukum,” ancamnya.

Advertisement

Dengan tegas Tommy lantas memaparkan, tiada ampun bagi pelajar yang melakukan tindakan kriminalitas, apalagi sampai berujung hilangnya nyawa seseorang. Kapolresta pun menyatakan, selain sanksi drop out (DO), menurut dia, sekolah mana pun tidak perlu menerima siswa pelaku tindak kriminal ini.

Sementara Kepala SMA Boda Sri Sulastri dalam kesempatan yang sama memohon maaf yang kepada publik terkait insiden meninggalnya siswa SMA Muhammadiyah 1 Jogja, 12 Desember lalu. Apalagi peristiwa tersebut secara langsung melibatkan sejumlah siswa dari sekolahnya.

“Ini sungguh tindakan yang mencoreng nama baik sekolah. Saya mohon maaf, semoga tidak mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sekolah kami,” papar dia.

Sulastri menyampaiakan, pihak sekolah pernah melakukan penelitian terhadap siswa di SMA Boda. Hasilnya penelitian empiris itu memperlihatkan jumlah siswa nakal di SMA Boda hanya 0,2% saja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif