SOLOPOS.COM - Ilustrasi/dok

Ilustrasi/dok

JOGJA—Sebanyak 10 partai politik dipastikan menjadi peserta Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014. Sejumlah calon anggota legislatif (caleg) pun mulai bersiasat.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Bahkan ada yang memilih alias pindah partai alias menjadi kutu loncat agar tetap bisa menjadi wakil rakyat. Tak hanya itu ada pula yang mengobral upeti agar bisa mendapatkan kendaraan politik baru. Sejumlah publik figur pun dipastikan bakal meramaikan pesta demokrasi tahun depan.

Sehingga, masa penyusunan caleg saat ini dimanfaatkan betul oleh para politisi yang ingin duduk kembali di kursi DPRD Kota/Kabupaten dan DPRD DIY.  Kader partai yang merasa partainya tak lagi menjanjikan memilih mundur. Sebut saja misalnya empat orang anggota DPRD Kota Jogja dari Demokrat yaitu Danang Wahyu Broto, Marwoto Hadi, R. Eko Purnomo Kasbiyantoro serta Robert Silvanus Dendeng yang belum lama ini memilih hengkang dari partai yang didirikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. Keputusan itu menyusul rekanya Sinarbiyat Nujanat yang lebih dulu mundur.

Informasi yang dihimpun Harian Jogja, empat kader itu bakal berlabuh di Partai Gerindra. Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DIY, Edhi Wibowo mengakui, keempat orang itu menawarkan diri untuk bergabung ke partai bentukan Prabowo Subianto itu. Hanya menurutnya belum ada keputusan final apakah diterima menjadi caleg atau tidak. “Memang ada yang menawarkan diri. Kabarnya satu gerbong ya serombongan itu [empat orang kader Demokrat] tapi belum final apakah pasti diterima atau tidak,” kata Edhi, akhir pekan lalu.

Edhi mengakui, jelang pemilu legislatif komunikasi dengan kader partai lain yang berencana jadi kutu loncat makin gencar. Tak hanya dari mantan kader Demokrat namun juga dari partai lainya terutama kader partai yang tak lolos pemilu legislatif. “Banyak, hampir semua partai terutama yang tak lolos pemilu. Sebenarnya komunikasi sudah lama, tapi jelang pemilu ini makin gencar,” tuturnya.

Gerindra sendiri menurutnya tak semudah begitu saja menerima kader dari partai luar. Soal daftar caleg, ia mengklaim partainya mengutamakan kadernya sendiri yang jelas-jelas telah berbuat banyak untuk partai ini. Untuk kader dari luar syarat diterima jelas lebih ketat. Misalnya yang bersangkutan tak hanya populer atau telah memiliki basis massa, namun juga harus berkorban secara materi. Soal materi alias uang, Edhi mengakui tak dapat dipungkiri. Sebab untuk menjalankan mesin partai butuh sumber daya. Biaya yang diperlukan tak sedikit bisa ratusan juta hingga miliaran.

“Jelas harus punya materi, bayangkan saja misalnya Ketua DPD ke mana-mana kalau mau rapat ke Jakarta naik pesawat dan lainnya harus ada biaya. Itu tidak bisa dipungkiri. Banyak yang menawarkan [uang] supaya dapat masuk,” ungkapnya.

Marwoto Hadi anggota Dewan yang keluar dari Demokrat mengakui pihaknya kini tengah menjalin komunikasi dengan Gerindra. Ia mengklaim punya basis massa yang jelas bila hendak maju pada 2014. “Kalau kami komunikasi enggak cuma ke Gerindra semua partai juga. Saya enggak memaksakan akan ikut lagi [pemilu] atau tidak, kalau ada yang mau meminang saya terbuka. Apalagi basis suara saya jelas, dulu saya terpilih jadi Dewan dengan 1.700 suara,” imbuh Marwoto.

Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Jogja, Sinarbiyat Nujanat juga mencari kendaraan politik baru. Mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kota Partai Demokrat itu dikabarkan bakal masuk ke Nasdem. “Saya komunikasi ke banyak partai nggak cuma Nasdem, sebentar lagi akan saya umumkan saya memilih mana, Januari ini. [soal maju 2014], mudah-mudahan saya dipinang,” tuturnya.

Formulir
Sekretaris DPD Nasdem Unang Shio Peking mengatakan, Sinarbiyat memang telah menjalin komunikasi dengan partainya. Namun Unang juga enggan memastikan apakah apakah Sinarbiyat sudah resmi bergabung menjadi anggota.

Unang membantah jika pendekatan itu hanya dilakukan secara sepihak olehnya. Keinginan untuk bergabung dengan Partai Nasdem tersebut lantaran juga karena niat anggota Dewan asal Demokrat itu. “Dua-duanya melakukan komunikasi intensif [Partai Nasdem dan anggota Dewan asal Demokrat],” kata Unang.

Unang menyebutkan dari empat mantan kader Demokrat ada dua orang yang telah melakukan komunikasi intensif. Hanya, dia menolak untuk mempublikasikan. Unang yang merupakan mantan Ketua Forum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) DIY tersebut bakal ikut meramaikan pesta demokrasi 2014 dengan maju sebagai caleg DPRD DIY. “Apalagi saya masuk ke struktur DPD dan karena visi perubahan itu. Saya rasa inti perjuangannya sama antara partai dan LSM. Sama-sama misi mengadvokasi masyarakat hanya melalui mesin partai. Apa yang dulu didapat di LSM dapat saya terapkan,” terang Unang.

Unang juga menyebut sejumlah publik figur bakal turut meramaikan pemilu tahun depan. Yang sudah dapat dipastikan dari partainya di antaranya Dimas Jayaningrat putra GBPH Joyokusumo yang merupakan adik Sri Sultan Hamengku Buwono X. Yang mengagetkan lanjutnya, pemilu tahun depan sepertinya juga bakal diramaikan kehadiran para kepala desa. “Banyak dari kepala-kepala desa, pamong desa itu yang daftar,” pungkasnya.

Lainnya kata Unang, kehadiran GKR Pembayun yang juga digadang-gadang menjadi caleg dari Nasdem. Tak hanya dari Unang, orang dalam partai itu yang tak mau disebut namanya mengatakan, Pembayun diyakini kuat bakal memilih Nasdem jadi kendaraan politiknya untuk maju pada 2014.

GKR Pembayun dikonfirmasi terpisah mengakui banyak partai yang menawarinya menjadi caleg, namun hingga saat ini ia belum memutuskan memilih partai mana. “Banyak yang menawarkan, [termasuk Nasdem] tapi saya belum putuskan, formulirnya saja belum saya kembalikan. Saya juga masih pikir-pikir apakah bakal terjun ke politik atau tidak, saya inikan orang sosial,” jelas Pembayun.

Tak hanya partai biru, partai berlambang banteng, PDIP juga bakal diramaikan publik figur. Sekretaris DPD PDIP Bambang Prastowo mengatakan, Suryani, Isteri Wakil Walikota DIY Imam Priyono juga didapuk jadi Caleg DPRD DIY. “Karena beliau kebetulan juga pengurus partai, beliau bendahara DPC Kota,” terangnya.

PDIP sendiri sejauh ini belum diterpa kabar menampung kutu loncat kendati menurut Bambang, partainya memberi kuota 20% untuk warga umum termasuk kader luar yang ingin jadi caleg. Sisanya diprioritaskan untuk kader partai dengan syarat yang cukup ketat.
Terpisah, Suryani mengatakan dirinya memang telah mengikuti tes psikologi sebagai salah satu syarat menjadi caleg dari PDIP. “Prosesnya masih panjang, setelah psikotest masih dimusyawarahkan di internal layak atau tidak. Mudah-mudahan lolos,” katanya.

Selain diikuti publik figur, orang dalam partai ini yang tak mau disebut namanya juga mengakui, banyak aparat desa yang mendaftar jadi caleg PDIP. “Sekarang ini, kepala-kepala desa itu banyak yang daftar jadi caleg, dulukan nggak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya