Jogja
Senin, 13 Oktober 2014 - 23:20 WIB

Kerajinan Logam di Gunungkidul Masih Butuh 150 Pekerja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proses pembuatan sabit arit di Pandai Besi Cahaya Alam Gunungkidul. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kebutuhan akan tenaga kerja dirasakan di bidang kerajinan logam. Setidaknya, di Gunungkidul masih membutuhkan 150 orang tenaga kerja.

Instruktur Bidang Logam Gunungkidul Sis Anwar mengungkapkan, di Gunungkidul ada 170 perajin besi. 170 Perajin tersebut, menurut dia, terpusat di tiga padukuhan yaitu Kajar dan Kedung, Karangtengah, Wonosari.

Advertisement

“Kebutuhan tenaga kerja untuk perajin besi masih sangat besar. Kira-kira butuh 150 orang pekerja,” ujar dia kepada Harian Jogja ketika ditemui di rumahnya di Kajar II, Karangtengah, Wonosari, Sabtu (11/10/2014).

Ia mengatakan, saat ini pandai besi kesulitan mencari regenerasi. Menurutnya, banyak anak muda yang merasa gengsi dan lebih memilih untuk bekerja di luar daerah Gunungkidul.

Pemilik salah satu pusat kerajinan besi di Kajar II Cahaya Ala mini tak jarang harus menjemput bola untuk merekrut pekerja.

Advertisement

“Saya sering keliling wilayah Gunungkidul. Jika ada pengangguran, kalau mau, saya didik dan menjadi pekerja di tempat saya. Bahkan, saya juga menerima pekerja difabel,” imbuh dia.

Sis Anwar juga mengaku, siap untuk mengadakan pelatihan bagi warga Gunungkidul untuk mendalami seni kerajinan besi. Hal itu ia lakukan untuk menjamin generasi pandai besi di Gunungkidul tidak akan punah.

“Permintaan kerajinan besi seperti sabit arit selalu meningkat. Satu pusat kerajinan bisa mendapatkan permintaan 4.000-5.000 sabit arit,” imbuh dia.

Advertisement

Pesanan tersebut tidak hanya datang dari dalam negeri, namun juga luar negeri. Menurutnya, ada 11 provinsi yang rutin memesan setiap bulannya. Di antaranya, Sulawesi, Riau, Lampung, dan Papua. Sedangkan untuk pelanggan luar negeri antara lain dari Australia, Jepang, Jepang, Suriname, dan Swiss.

“Kebutuhan akan kerajinan besi tidak akan pernah punah jadi sangat perlu regenerasi,” ungkap dia.

Ia menegaskan, penghasilan dari bekerja di kerajinan besi cukup memuaskan. Ia menambahkan, dari hasil menempa besi untuk dijadikan bisa dikatakan lumayan.

Salah satu pekerja di Cahaya Alam Saudi, 47 mengatakan, ia sudah bekerja di Cahaya Alam untuk enam tahun. “Setiap shift-nya dihargai Rp50.000 hingga Rp60.000,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif