Jogja
Minggu, 12 Januari 2014 - 09:15 WIB

Kerajinan Relief Semin sampai ke Singapura

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pembuatan kerajinan relief di Desa Semin, Gunungkidul. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kerajinan hiasan dinding berupa relief batu alam memiliki pasaran sendiri di luar negeri. Ketika nilai dolar naik, harga pun ikut naik.

Salah satu tempat kerajinan relief batu alam terdapat di Desa Semin, Kecamatan Semin. Seorang pekerja, Agus, menuturkan peminat hiasan ukiran tersebut kebanyakan dari luar negeri.

Advertisement

“Ukiran yang kami buat ini kualitas ekspor. Biasanya dikirim ke Singapura. Pasarannya lumayan bagus,” tuturnya, Jumat (10/1/2014).

Untuk jumlah yang akan diekspor tergantung dari pesanan.

Setelah selesai dibuat, ukiran akan diambil pengepul untuk diekspor. Meski begitu, tempat bekerja Agus juga melayani pesanan domestik.

Advertisement

“Untuk harga jualnya hitungannya per meter. Satu meter dihargai Rp1 juta. Misal dolar naik harga juga naaik untuk yang ekspor,” imbuhnya.

Pekerja lain Joko menuturkan setiap hari masing-masing pekerja bisa membuat sampai empat ukiran untuk yang berukuran kecil sekitar 25x25cm. Jika ditotal dengan pekerja lain, setiap hari perusahannya bisa menghasilkan 20 ukiran kecil.

Untuk ukiran besar, bisanya akan dibuat dalam bentuk set. Satu set terdiri dari empat ukiran. Pemasangannya pun harus sesuai dengan pasangan. Untuk memudahkan konsumen dalam menyusun ukiran yang besar, maka setiap bagian akan diberi nomor urut.

Advertisement

Pekerja lainnya, Nugroho, menambahkan lama tidaknya sebuah ukiran selesai tergantung dari bahan dasar. Tingkat kekerasan batu alam menjadi faktor penentu waktu pembuatan.

Misal batu yang akan diukir lebih empuk maka akan lebih cepat pengerjaannya. Batu alam yang digunakan didapat dari wilayah Candi Lor, Semin.

Rupanya menjadi buruh ukir batu membawa berkah bagi mereka. Pekerja lainnya, Erul, mengatakan sejak dulu dia ibarat hidup dari batu. Penghasilan yang didapat bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari. “Teman saya bahkan bisa menguliahkan anaknya,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif