SOLOPOS.COM - FOTO GREBEG MAULUD JOGJA : Gunungan Kakung diikuti gungan lainnya keluar untuk prosesi Grebeg Maulud dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gede Kauman, Jogja, Selasa (14/1/2014). Selain untuk memperingati hari lahir atau maulid Nabi Muhammad SAW, tradisi yang digelar setiap tahun tersebut juga menjadi simbol pemberian sedekah dari Raja Keraton Jogja kepada rakyatnya. (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Solopos.com, JOGJA — Keraton Jogja atau Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat bakal menggelar upacara Sekaten untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada Sabtu-Jumat (1-7/10/2022) atau 6-12 Mulud Ehe 1956. Dalam upacara Sekaten ini, Keraton Juga bakal membagikan udhik-udhik kepada masyarakat umum.

Upacara Sekaten ini kembali digelar setelah dua tahun tidak dilaksanakan karena pandemi Covid-19. Dikutip dari akun Twitter resmi Keraton Jogja @kratonjogja, pelaksanaan Sekaten pada tahun ini berbeda dibandingkan pelaksanaan Sekaten dua tahun sebelumnya. Pada pelaksanaannya, Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X bakal menyebar udhik-udhik secara terbatas untuk umum. Sementara, udhik-udhik pada prosesi Miyos Gangsa akan disebar oleh Utusan Dalem.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penghageng Pengulon KRT Jayaningrat menjelaskan dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad ini ada tradisi Miyos Gongso. Ini merupakan keluarnya dua gamelan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk dibawa ke pelataran Masjid Gede Kauman. Kemudian dua gamelan Sekati, yaitu Kanjeng Kiai Guntur Madu dan Kanjeng Kiai Bogor Wilogo tersebut, ditabuh dari pukul 10.00 WIB hingga 20.00 WIB.

“Miyos Gongso ini digelar pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam hari. Kedua gamelan Keraton dibawa dengan rute dari Bangsal Pancaniti, lalu ke utara menuju Sitihinggil, Pagelaran, lalu ke barat hingga ke pelataran Masjid Gedhe, kemudian ditempatkan di Pagongan, Masjid Gede,” katanya, Jumat (30/9/2022).

Baca Juga: Holywings Jogja Buka dengan Nama Gold Dargon, Satpol PP: Itu Bukan Holywings

Ia menambahkan sebelum dibawa ke Pagongan, Masjid Gedhe Kauman, kedua gamelan ini lebih dahulu ditabuh oleh niyaga hingga pukul 23.00 WIB. Saat itu juga dibagikan udhik-udhik secara terbatas kepada niyaga dan pengrawit.

“Pada semua proses ini memang ada beberapa alternatif terutama dengan menaati protokol kesehatan,” katanya.

Jayaningrat mengatakan penyebaran udhik-udhik untuk masyarakat seperti biasanya digelar di Pelataran Masjid Gede pada Jumat 7 Oktober 2022 sebelum proses Kondur Gongso. Pada prosesi ini pelataran Masjid Gede akan dibuka untuk masyarakat umum dengan protokol kesehatan ketat, termasuk pembatasan jika pelataran sudah terlampaui penuh.

“Ngarsa Dalem mengharapkan ada penyebaran udhik-udhik untuk masyarakat. Jadi pelataran Masjid Gede nanti akan kami buka untuk masyarakat umum,” ujarnya.

Baca Juga: Masyarakat Diminta Blokir Kendaraan yang Telah Dijual, Gratis & Begini Caranya

Penyebaran udhik-udhik dilakukan Ngarsa Dalem dari Pagongan sisi selatan, Pagongan sisi utara, kemudian ke dalam Masjid Gedhe.

Udhik-udhik terdiri dari bunga, uang logam, beras, dan biji-bijian sebagai lambang sedekah raja bagi rakyatnya. Setelah menyebar udhik-udhik, Ngarsa Dalem akan mendengarkan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dengan mengenakan simping melati di telinga sebagai lambang bahwa raja selalu mendengarkan keluh kesah rakyatnya.

“Prosesi Kondur Gangsa ini juga dapat disaksikan masyarakat secara langsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya