Jogja
Minggu, 23 April 2023 - 22:34 WIB

Keraton Jogja Tembak Jatuh Kamera Drone saat Garebeg Syawal Lebaran 2023

Sunartono  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah kamera drone diamankan saat merekam Garebeg Syawal di atas Masjid Gede Kauman, Sabtu (22/4/2023). (Istimewa/Instagram)

Solopos.com, JOGJA — Keraton Jogja menembak kamera drone saat Garebek Syawal berlangsung Sabtu (22/4/2023).

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menerapkan no fly zone atau larangan menerbangkan pesawat nirawak di Kawasan Kraton Jogja selama proses Garebeg Syawal sejak Rabu (19/4/2023) hingga Minggu (23/4/2023).

Advertisement

Sebuah drone berhasil diamankan petugas kepolisian dengan cara ditembak setelah nekat melintas di atas Masjid Gede Kauman setelah proses garebeg syawal, Sabtu (22/4/2023).

Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat GKR Condro Kirono menjelaskan pemberlakukan larangan menerbangkan drone selama empat hari sejak Rabu (19/4/2023) pukul 00.00 WIB hingga Minggu (23/4/2023) pukul 23.59 WIB.

Advertisement

Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat GKR Condro Kirono menjelaskan pemberlakukan larangan menerbangkan drone selama empat hari sejak Rabu (19/4/2023) pukul 00.00 WIB hingga Minggu (23/4/2023) pukul 23.59 WIB.

Larangan sebagai upaya menjaga kelancaran rangkaian agenda Hari Raya Idulfitri Lebaran 2023. Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih ada salah satu pengunjung yang ditemukan menerbangkan drone dan berhasil diamankan petugas.

“Saat berlangsungnya upacara Garebeg, kami telah menertibkan sebuah drone yang terbang melintasi kawasan sekitar Masjid Gedhe,” kata GKR Condro Kirono melalui keterangan tertulis diterima Minggu (23/4/2023).

Advertisement

“Telah dilakukan upaya mediasi dan pihak bersangkutan telah memohon maaf dan tidak mengulangi perbuatannya. Demikian halnya file video dari drone tersebut sudah dihapus dan diformat,” ujarnya.

GKR Condro Kirono sangat menghargai respons dari pemilik drone tersebut. Ia berharap peristiwa itu menjadi pembelajaran bersama, sebagai upaya untuk menghormati proses kebudayaan yang sakral.

“Kami menghargai respon dari yang bersangkutan dan berharap kejadian tersebut dapat menjadi pembelajaran bersama. Upacara Ngabekten dan Garebeg adalah prosesi yang dihormati, marilah kita menjaga dan menghormati sebagaimana mestinya,” katanya.

Advertisement

Pemilik drone bernama Wicak asal Semarang lantas menyampaikan permintaan maaf. Menurutnya ia tidak mengetahui bahwa kawasan tersebut ada larangan menerbangkan drone. “Saya mohon maaf karena tidak tahu menahu terkait larangan ini,” ujarnya.

 

Berita telah ditayangkan di Harian Jogja dengan judul “Drone Ditembak Jatuh saat Merekam Garebeg Syawal, Begini Penjelasan Kraton Jogja”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif