SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Harianjogja.com, SLEMAN—Berbagai persoalan sosial berkaitan dengan warga pendatang, khususnya mahasiswa yang tinggal di pemondokan, menjadi masalah utama di Sleman. Tidak saja orang per orang, tapi persoalan kadang membawa kelompok, sehingga memicu konflik.

Seperti kasus terakhir saat petugas gabungan Polres Sleman dan Brimob Polda DIY menangkap sekelompok mahasiswa yang akan menyerang kelompok mahasiswa lain di Prayan Kulon, RT005/RW037, Condongcatur, Depok, Sleman, Minggu (2/11/2014).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebanyak 57 mahasiswa ditangkap bersama barang bukti senjata tajam dan puluhan sepeda motor yang mereka gunakan.

Sebanyak 12 orang ditetapkan sebagai tersangka, dua di antaranya merupakan otak sekaligus penyebab terjadinya penyerangan. Sedangkan sisanya menjadi tersangka karena membawa senjata tajam dan ikut menyerang polisi di lokasi kejadian.

Terkait persoalan ini, semua pihak mengharapkan para pendatang selalu menjaga komunikasi dan mengedepankan musyawarah ketika terjadi persoalan. Pasca terjadinya penyerangan, Polres Sleman membuka dua posko khusus untuk pengamanan.

Satu titik berada di Babarsari, Caturtunggal dan satu lagi di Prayan, Condongcatur. “Sampai saat ini pos tersebut masih kami jadikan sebagai pos pantau tiap malam,” ungkap Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin, Minggu (16/11/2014).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya