SOLOPOS.COM - Ilustrasi indekos (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN- Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin, mengakui, wilayah Kecamatan Depok di Kabupaten Sleman dengan kondisi penduduk yang paling heterogen sangat rawan konflik.

Menurutnya, komunikasi dan toleransi sangat diperlukan demi terwujudnya situasi yang kondusif. Karena itu diharapkan para pendatang yang ada di wilayah Depok agar mengenal dan menjunjung tinggi bahwa Jogja merupakan kota budaya dan pelajar.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Keberagaman warga menurut Kapolres, sering memunculkan perbedaan. Tapi sebaiknya, setiap perbedaan yang muncul dapat diselesaikan dengan musyawarah tanpa harus melalui aksi yang mengarah ke tindak pidana.

“Apabila ada isu perselisihan atau perbedaan baik pribadi maupun golongan atau kelompok, penyelesaiannya diutamakan dengan musyawarah, di mana langkah hukum menjadi langkah terakhir apabila musyawarah sudah tidak mencapai kata sepakat,” kata Ihsan, Minggu (16/11/2014).

Menurut Ihsan, pendatang atau anak kos tidak bisa sepenuhnya dijadikan sebagai kambing hitam. Para pemilik pemondokan atau indekos, menurut Kapolres juga harus memberikan perhatian kepada seluruh penghuni atau penyewa.

Pasalnya, banyak pemilik pemondokan atau rumah yang dikontrak pendatang, kemudian mendiamkan saja para penghuni setelah menerima uang sewa.

Ihsan menyarankan, sebaiknya pemilik pemondokan membuat aturan pakem yang harus dilakukan penghuni. Contohnya tidak diperbolehkan mengonsumsi miras atau mabuk-mabukan serta membawa alat berbahaya seperti senjata tajam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya