Jogja
Senin, 17 November 2014 - 11:57 WIB

KERAWANAN SOSIAL DI SLEMAN : Ini Saran Kapolres Sleman untuk Pemilik Indekos

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi indekos (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN- Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin, mengakui, wilayah Kecamatan Depok di Kabupaten Sleman dengan kondisi penduduk yang paling heterogen sangat rawan konflik.

Menurutnya, komunikasi dan toleransi sangat diperlukan demi terwujudnya situasi yang kondusif. Karena itu diharapkan para pendatang yang ada di wilayah Depok agar mengenal dan menjunjung tinggi bahwa Jogja merupakan kota budaya dan pelajar.

Advertisement

Keberagaman warga menurut Kapolres, sering memunculkan perbedaan. Tapi sebaiknya, setiap perbedaan yang muncul dapat diselesaikan dengan musyawarah tanpa harus melalui aksi yang mengarah ke tindak pidana.

“Apabila ada isu perselisihan atau perbedaan baik pribadi maupun golongan atau kelompok, penyelesaiannya diutamakan dengan musyawarah, di mana langkah hukum menjadi langkah terakhir apabila musyawarah sudah tidak mencapai kata sepakat,” kata Ihsan, Minggu (16/11/2014).

Menurut Ihsan, pendatang atau anak kos tidak bisa sepenuhnya dijadikan sebagai kambing hitam. Para pemilik pemondokan atau indekos, menurut Kapolres juga harus memberikan perhatian kepada seluruh penghuni atau penyewa.

Advertisement

Pasalnya, banyak pemilik pemondokan atau rumah yang dikontrak pendatang, kemudian mendiamkan saja para penghuni setelah menerima uang sewa.

Ihsan menyarankan, sebaiknya pemilik pemondokan membuat aturan pakem yang harus dilakukan penghuni. Contohnya tidak diperbolehkan mengonsumsi miras atau mabuk-mabukan serta membawa alat berbahaya seperti senjata tajam.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif