Jogja
Rabu, 18 Januari 2023 - 15:40 WIB

Kerupuk Puli dari Madiun Mengandung Boraks Dijual Bebas di Pasar Jogja

Yosef Leon  /  Abdul Jalil  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas memusnahkan kerupuk Puli yang mengandung boraks di Pasar Giwangan, Rabu (18/1/2023). - Harian Jogja Yosef/Leon.

Solopos.com, JOGJA — Kerupuk puli atau legendar yang mengandung bahan pangan berbahaya berupa boraks dijual bebas di sejumlah pasar tradisional di Kota Jogja. Pupuk puli itu diketahui produksi dari Madiun, Jawa Timur.

Peredaran kerupuk puli mengandung boraks itu diketahui saat dilakukan pemeriksaan oleh petugas gabungan dari Pemkot Jogja, BPOM, dan Polresta Jogja. Petugas mendapati 275 kantong kerupuk puli seberat 687,5 kilogram yang diduga mengandung boraks. Selanjutnya, ratusan kilogram kerupuk puli itu dimusnahkan pada Rabu (18/1/2023).

Advertisement

Pemusnahan dilakukan dengan memasukkan kerupuk dengan merek Masiri dari Madiun itu ke dalam truk compactor sampah oleh petugas. Bahan pangan yang mengandung boraks itu tidak disarankan dikonsumsi lantaran berbahaya bagi kesehatan dalam jangan waktu yang cukup lama.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Ambar Ismuwardani, menjelaskan temuan bahan pangan berbahaya itu dilakukan setelah adanya koordinasi dengan sejumlah instansi mulai dari BPOM dan Polresta Jogja. Awalnya petugas menemukan kerupuk tersebut dijual bebas di pasaran, setelah dites ternyata mengandung zat berbahaya berupa boraks.

“Produknya sudah ditemui sejak pertengahan tahun lalu dan dilakukan penindakan pada Agustus 2022. Sebelum itu sudah kita amati, kok masih dijual di pasaran. Setelah kita koordinasikan akhirnya kita putuskan untuk ditindak untuk memberikan efek jera kepada pelaku usaha,” ungkapnya.

Advertisement

Menurut Ambar pelaku usaha yang ditindak itu merupakan tingkat distributor asal luar Jogja. Pelaku usaha tidak dipidana lantaran kooperatif saat diberi imbauan. Temuan itu menjadi titik awal dalam menggencarkan pengawasan pangan yang mengandung bahan berbahaya di sejumlah pasar tradisional.

“Untuk efektivitas pengawasan kita sudah ada layanan pojok tes kit secara gratis di Pasar Prawirotaman sebagai upaya deteksi dini kandungan bahan berbahaya Boraks, Formalin sejak tahun lalu. Jadi, masyarakat bisa langsung cek kandungan bahan pangannya. Tahun ini rencananya kita perluas lagi ke Pasar Beringharjo,” jelasnya.

Kepala BPOM di Yogyakarta Trikoranti Mustikawati menyebut, peredaran panganan yang mengandung zat berbahaya cenderung menurun di wilayah setempat. Hanya saja temuan di lapangan saat dilakukan pengecekan langsung masih ditemui penjual yang menawarkan panganan dengan kandungan berbahaya. “Paling banyak memang boraks dan formalin pada ikan teri,” ucapnya.

Advertisement

Pangan yang mengandung boraks atau formalin berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi dengan waktu rutin dan berkelanjutan. Dampaknya dapat merusak fungsi hati dan ginjal bahkan dapat memicu penyakit kanker.

“Sehingga pengawasan kita lebih kepada izin edar produk sebelum dijual. Apakah cara produksi dan pembuatan sudah sesuai ketentuan? Kalau belum akan kita edukasi dan lakukan pembinaan,” kata dia.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Beredar di Pasar Tradisional Jogja, Kerupuk Puli Mengandung Boraks Dimusnahkan

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif