SOLOPOS.COM - Ilustrasi bantuan sosial. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Temuan itu dilakukan saat Forpi melakukan pemantauan di beberapa sekolah pada awal dan pertengahan tahun lalu

 

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Harianjogja.com, JOGJA-Forum Pemantai Independen (Forpi) Kota Jogja menemukan banyak pemegang kartu menuju sejahtera (KMS) yang tidak sesuai dengan kriteria.

Temuan itu dilakukan saat Forpi melakukan pemantauan di beberapa sekolah pada awal dan pertengahan tahun lalu. Saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) banyak kuota siswa salah satu sekolah yang didominasi oleh siswa pemegang KMS.

“Tapi fakta di lapangan pemegang KMS jauh dari kriteria miskin, dilihat dari penampilan,” kata Anggota Forpi, Baharudin Kamba saat dihubungi, Jumat (29/1/2016), pekan lalu.

Kamba mengatakan pihaknya juga menemukan ada beberapa peserta didik pemegang KMS dari luar Jogja. Mereka masuk dalam kartu keluarga (KK) saudaranya yang tinggal di Jogja hanya untuk mendapatkan kuota sekolah negeri dan bantuan keringanan sekolah.

Ia mencontohkan, salah satu warga Sleman yang ikut dalam KK neneknya di Jogja. Namun setelah mendapat KMS dan terdaftar di sekolah, warga tersebut kembali tinggal di Sleman. “Karena untuk mengurus KMS kan syaratnya hanya KK dan keterangan RT/RW,” ujar dia.

Kamba menyatakan Forpi sudah mengeluarkan rekomendasi supaya ada perubahan dalam melakukan seleksi pemegang KMS. Hal itu penting agar warga yang benar-benar miskin mendapat bantuan, terutama warga asli Jogja.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Jogja, Hadi Muhtar mengklaim proses seleksi pemegang KMS sudah dilakukan sesuai prosedur. Pemegang KMS tahun ini ada 18.730 kepala keluarga yang sudah ditetapkan melalui SK Wali Kota Jogja, Nomor 452/2015 pada akhir Desember lalu.

Hadi mengatakan proses seleksi melibatkan petugas kecamatan hingga RT/RW. Pihaknya juga melakukan survei tiap pemegang KMS sesuai kriteria yang sudah ditetapkan.

Jumlah pemegang KMS tahun ini berkurang dari tahun lalu yang mencapai 18. 881 KK. Hal itu diakui Hadi menunjukan ada sjumlah pemegang KMS tahun lalu yang sudah tidak sesuai dengan kriteria penentuan KMS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya