SOLOPOS.COM - Satu fragmen cerita yang ditampilkan dalam sendratari Ramayana di Purawisata yang konsisten 40 tahun tanpa henti. (Istimewa)

Kesenian Jogja di Purawsisata ini konsisten ditampilkan dan sudah berlangsung selama 40 tahun

Harianjogja.com, JOGJA—Konsistensi luar biasa ditunjukkan para pemain sendratari Ramayana di Purawisata. Selama 40 tahun, mereka tampil tanpa jeda satu hari pun dari Senin hingga Minggu.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Corporate Sales and Marketing Manager Mandira Baruga yang mengelola Pura Wisata Anna Mamengko mengungkapkan, sendratari Ramayana di Purawisata baru saja merayakan ulang tahun ke-40 tahun pada Rabu (10/8/2016).

“Pertunjukan ini hadir setiap hari. Dan momen ulang tahun ke-40 ini merupakan penyemangat bagi pelaku sendratari untuk tetap konsisten,” ujar dia kepada Harianjogja.com di Purawisata beberapa waktu lalu.

Ada sebanyak 45 hingga 65 penari yang terlibat dalam sendratari ini setiap harinya. Saking lamanya pentas, bahkan beberapa penari merupakan generasi ketiga dari penari sebelumnya. Mencari regenerasi merupakan tantangan tersendiri.

“Mencari penari yang bagus itu sangat mudah. Tapi, mencari penari bagus yang mau konsisten tampil setiap hari untuk cerita yang sama itu susah,” kata dia.

Setiap hari, mereka secara konsisten tampil pukul 18.00 WIB hingga 21.30 WIB. Para penari tetap tampil meskipun sedang ada bencana melanda dan hari raya. Hal itu mempertegas konsistensi mereka sehingga berhak menyandang rekor MURI.

Bersambung halaman 2


Kebanyakan penonton merupakan wisatawan asing dari Belanda, Eropa, dan Jepang.

Saat musim ramai yakni saat libur musim panas mereka, kunjungan setiap hari mencapai 120 orang. Musim ramai biasa terjadi pada Juli hingga September. Saat hari biasa sekitar 50 orang. Kunjungan orang asing mendominasi hingga 80%. Kunjungan wisatawan domestik sendiri lebih sedikit.

Namun, para pemain tidak perlu khawatir dengan pendapatan mereka. Pihak manajemen memberlakukan sistem kontrak sehingga para penari selalu mendapatkan pemasukan yang konsisten.

“Ini sebenarnya pekerjaan rumah bagi kami karena kapasitasnya 500 orang. Kami selalu menggencarkan promosi dan sosialisasi,” ungkap dia.

Adapun harga tiket untuk domestik Rp75.000 dan asing Rp250.000. Untuk penonton domestik, harga normalnya Rp110.000. Tahun ini sengaja diberikan promo khusus untuk lebih menarik jumlah penonton domestik. Upaya itu membuahkan hasil karena ada peningkatan jumlah penonton domestik dari rata-rata per bulan 200 hingga 300 orang menjadi 700 hingga 1.000 orang.

Pengelola juga menawarkan paket dinner performance yakni didahului makan malam. Untuk domestik dihargai Rp225.000 per orang dan asing Rp420.000 per orang. Kebanyakan, peminat paket ini adalah wisatawan asing. Sebanyak 75% dari tamu asing yang datang memilih untuk memanfaatkan paket makan malam dilanjutkan menonton sendratari Ramayana.

Ia berharap, suguhan ini bisa menarik minat masyarakat baik lokal maupun mancanegara untuk bersama-sama melestarikan warisan budaya. Keunikan sendratari Ramayana ini diharapkan mampu meningkatkan lama tinggal turis asing di DIY.

Sementara itu, Direktur Utama Mandira Baruga Ulla Nuchrawaty mengatakan, sendratari Ramayana di Purawisata merupakan hal yang unik karena satu-satunya di Indonesia. Ia berharap kunjungan ke Purawisata semakin banyak. “Usia 40 tahun harus semakin matang dan regenerasi itu sangat penting,” kata dia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya