Kesenian Jogja kali ini menampilkan pertunjukkan dari berbagai provinsi di Indonesia.
Harianjogja.com, JOGJA- Gelar Budaya Etnis Selendang Sutra berusaha memperkenalkan ragam budaya daerah pada masyarakat Jogja.
Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY
Ragam tarian dan musik dari berbagai provinsi di Indonesia disajikan pada masyarakat Jogja yang hadir di halaman Taman Serangan Oemum Satu Maret, Jumat, (6/11/2015) lalu. Acara bertajuk Gelar Budaya Semarak Legenda Suku Nusantara (Selendang Sutera) 2015 ini diisi dengan penampilan musik dan tarian dari 5 provinsi yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Utara, Maluku, dan Jawa Timur di malam pembukaannya.
Acara yang digagas oleh Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Daerah Se-Indonesia (IKPMD) dengan dukungan dari Dinas Kebudayaan DIY ini terdiri dari berbagai kegiatan antara lain kemah budaya, dialog budaya, pentas budaya, dan pawai budaya. Khusus untuk pentas budaya akan digelar selama lima hari mulai Jumat (6/11/2015) hingga Selasa (10/11/2015) mendatang. Setiap provinsi akan bergantian menampilkan musik dan tarian khas asal daerahnya masing-masing.
Hafidz Arif, Ketua IKPMD menyatakan bahwa acara ini telah rutin digelar sejak 2010 lalu. “ Ini sudah keenam kalinya digelar dan nanti puncaknya tanggal 22 November,” ujar Hafidz. Seluruh rangkaian acara ini nantinya akan ditutup dengan pawai budaya yang rencananya akan dilakukan di sepangjang jalan Malioboro pada 22 November 2015.
Selain perkenalan budaya daerah, acara ini juga dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi bagi para mahasiswa daerah yang sedang menuntut ilmu di Jogja. Hafisz menyebutkan bahwa acara yang dibiayai oleh Dinas Kebudayaan DIY ini memakan waktu dua bulan untuk persiapannya. Dia juga mengakui sulit mengkoordinasi kegiatanyang diikuti oleh total 34 provinsi di Indonesia ini.
“Sulitnya adalah untuk menyamakan agenda dan menemukan waktu yang tepat,” papar Hafidz. Mendatang, IKPMD juga akan bekerjasama dengan berbagai dinas pemerintahan yang ada di Jogja untuk berbagai kegiatannya.
“Idenya adalah peranan budaya sebagai solusi untuk permasalahan bangsa,” tutup Hafidz.