Jogja
Senin, 28 Oktober 2013 - 08:17 WIB

Ketahanan Pangan di DIY Terancam

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi alih fungsi lahan (JIBI/Harian Jogja/Solopos)

Harianjogja.com, JOGJA– Laju konversi lahan yang tidak terkendali di DIY bisa memicu krisis ketahanan pangan.

Kepala Bidang Ketersediaan Pangan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY Syam Arjayanti menandaskan apabila laju konversi lahan yang terus-menerus berlangsung tidak terkendali, dampaknya akan berakibat pada ketahanan pangan.

Advertisement

Krisis ketahanan pangan akan terjadi karena lahan pertanian semakin menyempit.

“Akibatnya pemerintah daerah akan sulit merealisasikan swasembada beras. Sawah berkurang, beras juga akan semakin menipis ketersediaannya. Hargapun juga akan ikut melonjak,” tandas Syam, akhir pekan lalu.

Mengacu pada Perda Nomor 10 tahun 2011, mencantumkan luas lahan pertanian produktif yang harus dipertahankan seluas 35.911,59 hektar. Lahan tersebut merupakan lahan produktif yang jangan sampai dijual ke pihak lain.

Advertisement

Lahan tersebut sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan. Pembagiannya Sleman luas lahan 12.377,59 hektar, Bantul 13.000 hektar, Kulonprogo 5.029 hektar dan Gunungkidul 5.505 hektar.

“Sampai saat ini lokasi lahan tersebut belum tahu diketahui. Tetapi kami harap pemerintah segera melakukan tindakan untuk mengerem laju konversi lahan produktif agar tidak terus tergerus alih fungsi lahan,” pungkas Syam.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif