Jogja
Selasa, 7 Juni 2011 - 08:59 WIB

Ketoprak Bumi Perdikan: Ketika pejabat menanggalkan atribut....

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sejumlah pejabat dan tokoh kondang ikut berperan dalam ketoprak kolosal bertajuk Bumi Perdikan Minggu (5/6) malam di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta. Bahkan Sri Sultan HB X dan Paku Alam IX setia menyaksikan pertunjukan ini hingga pukul 23.00 WIB.

Ribuan orang memenuhi ruang pentas. Bahkan masyarakat yang kehabisan tiket masuk rela berdiri, sebagian lagi duduk di lantai halaman TBY. Tanpa alas duduk, mereka tetap menikmati sajian ketoprak lewat layar lebar yang disediakan panitia.

Advertisement

Ketoprak yang dihelat Paguyuban Panca Mahardika ini diawali pagelaran wayang didalangi Andi Wisnu Saputra dan Sumari. Dilanjutkan penampilan puluhan pemain yang berdemonstrasi menuntut penetapan keistimewaan wilayah kerajaan Ambarbinangun.

Wilayah itu diceritakan sebagai bumi perdikan atau negara merdeka yang tentram dan damai. Tapi sontak jadi kurang kondusif atas kehadiran para pemimpin yang cenderung melupakan sejarah. Pentas ini menjadi kian meriah karena dihadiri Wakil Bupati Sleman, Yuni Setyarahayu yang berperan sebagai pelayan melantunkan lagu dangdut milik Ike Nurjanah, Terlena.

Tak hanya itu, Walikota Jogja Herry Zudianto yang tampil sederhana menambah kagum penonton. Herry hanya mengenakan busana ala rakyat kecil. Layaknya pelawak, Herry membuat penonton terpingkal saat beraksi bersama Yu Beruk Yuningsih.

Advertisement

Ketoprak kian heboh oleh sikap jenaka Anang Batas, Den Baguse Ngarso, Sronto dan Marwoto. Beberapa tokoh seperti Joko Tirtono (Direktur Genbira Loka), Ki Ageng Widyanto (pemilik Bakso Lapangan Tembak Senayan), Danrem, Kapolres, Kajari, Lurah se-DIY menjadi bulan-bulanan para pelawak.

Di sela pentas, mereka tak henti-hentinya menyerukan penetapan wilayah Ambarketawang agar terus menjadi tempat yang tentram tanpa diusik siapapun.

Sutradara sekaligus penulis naskah, Nano Asmorodono lega pentas telah usai. “Senang bisa terlaksana, dalam pentas ini semua pejabat menanggalkan identitas,” kata Nano.

Advertisement

Rasa bangga juga diutarakan Wakil Bupati Sleman, Yuni Setia Rahayu. Mulanya dia diminta memerankan tokoh penting dalam kerajaan, namun dengan tegas ia menolak dan memilih peran pelayan. “Peran itu saya minta, awalnya saya mau dijadikan Nyi siapa gitu….tapi kalau begitu saya harus duduk saja,” ucapnya tersenyum.

Sama halnya Walikota Jogja, Herry Zudianto yang menikmati perannya sebagai sahaya. Dia mengaku, kelak apabila tidak lagi menjabat sebagai Walikota, ketoprak akan menjadi satu langkah mewujudkan konsep mengajarkan budaya. Selepas tak menjabat Walikota Jogja nanti, ia akan membentuk kelompok ketoprak.

Sultan HB X mengapresiasi penuh pentas ketoprak berdurasi tiga jam itu. Dia mengaku menaruh hati pada kisah cerita yang diangkat. “Cerita ini bisa jadi salah satu bentuk sosialisasi kepada masyarakat biar sifatnya pertunjukan,” tuturnya sesaat sebelum meninggalkan ruang pentas.(Wartawan Harian Jogja/ Tri Wahyu Utami)

HARJO CETAK

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif