Jogja
Minggu, 17 November 2013 - 17:10 WIB

Ketua MPR Nilai Gunungkidul sebagai Miniatur Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua MPR RI, Sidarto Danusubroto (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia Sidarto Danusubroto menilai Kabupaten Gunungkidul sebagai miniatur Indonesia karena mampu menjaga kesejukan ditengah keberagaman.

Menurut Sidarto, kehidupan agama di Indonesia mulai tergerus di beberapa daerah. Kerusuhan terjadi karena perbedaan terjadi dimana-mana.

Advertisement

“Saya lihat di Gunungkidul ada ada social majority tapi tetap rukun, tetap kondusif. Ini gambaran dari Indonesia. Jadi harus kita rawat dan kita lestarikan,” kata dia saat Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara melaui Media Wayang Kulit di Lapangan Pemkab Gunungkidul, Sabtu (16/11/2013) malam.

Sidarto memaparkan, empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Bhineka Tunggal Ika, merupakan warisan dari para pendiri bangsa untuk menjaga keberagaman.

Politisi senior PDIP mengaku prihatin dengan kondisi bangsa saat ini, dimana banyak kerusuhan akibat perbedaan dimana-mana, termasuk di Yogya. “Kita harus galakkan karena hanya dengan 4 pilar Indonesia akan langgeng, ” ujar dia.

Advertisement

Sidarto juga mengakui masih ada pejabat negara yang tersangkut korupsi. Bahkan 309 kepala daerah di Indonesia, kata dia, bermasalah dengan hukum. Hal tersebut, kata Sidarto tidak lepas dari budaya transaksional yang masih terjadi di negeri ini.

Budaya ‘Wani Piro’ sudah merambah pada lembaga Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. “Budaya transaksional ‘wani piro’ sudah dimana-mana seperti di lembaga birokrasi, yudikasi, dan legislatif kita harus mengakui itu,” tegas Sidarto.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif