Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Gunungkidul Ki Heri Nugroho, meminta kepada dalang-dalang yang ada di Gunungkidul untuk tidak saling mnejelekkan antardalang. Persaingan soal popularitas dan tarif perlu diminimalisasi demi kesolidan dalang dan seni pedalangan di Gunungkidul.
“Kami akui persaingan antar di Gunungkidul ini masih sangat kuat baik soal tarif maupun soal dalang senior maupun dalang yang muda-muda. Kami ingin hilangkan itu semua,” kata Heri Nugroho seusai Musyawarah Daerah (Musda) Pepadi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gunungkidul, Sabtu (7/12/2013).
Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?
Heri yang kembali terpilih menjadi ketua Pepadi untuk keduakalinya melalui aklamasi dalam Musda tersebut mengajak semua dalang untuk memajukan seni pedalangan secara bersama-sama.
Diakui Heri, selama ini banyak masyarakat yang ingin mengundang dalang melalui lembaga pedalangan Pepadi dikarenakan persoalan tarif.
“Misalnya mengundang salang A terlalu mahal, mau mengundang dalang B walaupun murah namun karena pakewu akhirnya datang minta dicarikan dari Pepadi,” ucap alumni Ilmu Budaya Univeritas Gadjah Mada (UGM) ini.
Sementara anggaran Pepadi tahun ini mendapat bantuan dana dari Anggaran Pendapatan belanja Daerah (APBD) Gunungkidul sebesar Rp180 juta. Bantuan dana tersebut, kata Heri, dicairkan dalam bentuk pentas kesenian. Tidak heran selama tahun 2013 hampir setiap bulan ada pentas kesenian jathilan, reog, karawitan serta wayang kulit.
Untuk akses Dana Keistimewaan (Danais), Pepadi Gunungkidul sudah mengajukan proposal bantuan dana sebesar Rp180 juta. Heri memastikan jumlah danais yang diajukan Pepadi akan cair dalam bentuk pentas kesenian.