SOLOPOS.COM - PASAR TIBAN—Pasar Dekso di Banjararum Kalibawang ramai di sore hari oleh para penjual dan pembeli makanan khas bulan puasa, Senin (23/7). (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

PASAR TIBAN—Pasar Dekso di Banjararum Kalibawang ramai di sore hari oleh para penjual dan pembeli makanan khas bulan puasa, Senin (23/7). (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

KULONPROGO—Memasuki Ramadan, Pasar Dekso di Banjararum Kalibawang ramai di sore hari. Pasar tradisional ini berubah menjadi pasar tiban, pusat kuliner Ramadan yang menjual berbagai makanan khas bulan puasa.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Di lahan depan pasar yang biasanya menjadi lahan parkir itu, kini tampak puluhan orang berjualan makanan seperti makanan ringan, es buah, kolak pisang, dawet, sayur dan buah. Mereka menggunakan gerobak, tenda, bahkan ada yang hanya menggunakan meja, berjejer rapi di tepi barat dan timur.

Tutik Setyowati, salah satu pedagang mengungkapkan pasar tiban itu mulai ada empat tahun lalu. Ketika itu, baru ada empat orang yang berjualan termasuk dirinya. Tutik sendiri, setiap harinya berjualan sepatu di pasar tersebut, namun di pagi hari.

Melihat peluang kebutuhan warga untuk membeli keperluan berbuka, ia mencoba menjual beberapa makanan basah dan sayur di lokasi tersebut. “Ternyata sambutan masyarakat sangat baik dan langsung ramai pembeli,” ungkap warga Banjarasri Kalibawang itu, Senin (23/7).

Ia pun menambah dagangannya dari yang semula hanya makanan buatannya, kini juga menerima titipan dari para tetangganya. Jenis makanan yang dijualnya pun semakin beragam dan pembelinya semakin ramai. Pembeli berasal dari wilayah Kalibawang, Samigaluh, Minggir Sleman bahkan warga arah Muntilan yang lewat. Makanan yang dijualnya seharga mulai Rp500 hingga Rp5.000.

Melihat kondisi itu, sejumlah orang mulai tertarik ikut berjualan. Para penjual ini tidak diatur, namun bisa tertib. Mereka bisa menempati lahan dengan bebas, tanpa menyewa. Namun, mereka harus menjaga kebersihan dan tidak boleh menyerobot lahan yang telah dipakai penjual lain. Jumlah penjual terus bertambah dari tahun ke tahun, hingga saat ini mencapai skeitar 20 orang, dengan berbagai macam barang jualan.

Listi, penjual es buah mengakui dirinya memanfaatkan pasar tiban itu untuk mencari keuntungan. Di hari biasa, ia berjualan bubur kacang ijo di depan pasar tersebut. “Kalau puasa, es buah banyak dicari, jadi saya berjualan es buah,” katanya.

Salah satu pembeli, Yuanti mengaku senang dengan adanya pasar tiban itu. Pasalnya, kini ia bisa membeli makanan berbuka tanpa perlu memasak. “Kalau memasak harus bermacam-macam tapi cuma sedikit-sedikit itu repot. Sekarang tinggal pilih mau buka pakai apa, beli sedikit tidak masalah,” ungkap warga Jogobayan yang tinggal bersama suami dan anaknya yang masih balita itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya