SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Selama Ramadan, penghuni Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan memiliki aktivitas baru. Bagi yang beragama Islam mereka diajak mendalami agama lewat Pesantren Ramadan.

Tak seperti biasa, puluhan warga binaan antusias berkumpul di sekitar masjdi Jamik Al-Fajar kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wirogunan, Jogja Senin (23/7). Parawarga binaan itu, rupanya memanfaatkan momentum bulan puasa kali ini untuk meningkatkan kegiatan spiritual.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Parawarga binaan yang datang menggunakan pakaian serba putih lengkap dengan kopiahnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Lapas Wirogunan, menggelar Pesantren Ramadan. Menurut Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DIY, Dwi Swastono Haryanto, pembinaan mental spiritual warga binaan tidak hanya dilakukan selama Ramadan.

Pembinaan dilakukan tiap hari. Ramadan menjadi salah satu momentum saja, di samping pelatihan kreatifitas bagi para warga binaan. Menurut dia, mental spiritual harusnya menempati porsi yang lebih besar. Sebab, jika mental spiritual kuat maka potensi melakukan tindakan yang menyalahi aturan dapat diminimalisir.

“Mental spiritual harus menjadi dasar. Akan sia-sia jika mereka terampil tetapi tidak memiliki dasar agama. Bisa jadi, keterampilan yang selama ini dimiliki justru disalahgunakan,” jelas Dwi di sela-sela membuka Pesantren Ramadan Kreatif di Masjid Jami’ Al-Fajar komplek Lapas Wirogunan, Senin (23/7).

Oleh karena itu, lanjut Dwi, Kemenkumham DIY mendorong setiap lapas maupun rumah tahanan (rutan) untuk menggelar kegiatan serupa. Salah satu langkah yang akan dilakukan Kemenkumham DIY untuk meningkatkan pengembangan keagamaan di lapas dengan menjalin kerja sama dengan Kementrian Agama.

Keterlibatan Kementrian Agama, kata Dwi, untuk memberikan kesempatan kepada para warga binaan belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan cepat. “Warga binaan perlu diperbaiki mentalnya. Mereka ke sini karena ada masalah dengan sosial sehingga perlu pendekatan mental,” terangnya.

Kepala Lapas Wirogunan Riyanto mengatakan, Pesantren Ramadan Kreatif sepenuhnya dikelola oleh para warga binaan. Pelaksanaannya dimulai Senin (23/7) hingga 12 hari ke depan. Seluruh peserta akan dibekali bebagai ilmu pengetahuan. Mulai dari kajian aqidah, ibadah praktis, training dakwah, training membuat karya tulis serta wirausaha benuansa syariah.

“Mereka yang mengikuti Pesantren Ramadan akan mendapatkan sertifikat. Dengan begitu, warga binaan dapat memberikan suri tauladan bagi masyarakat saat kelak mereka bebas,” pungkas Riyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya