Jogja
Minggu, 9 Maret 2014 - 10:30 WIB

Khawatir Tak Dibayar, Pengusaha Alat Peraga Kampanye Minta Caleg Bayar di Depan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja mengerjakan produksi alat peraga kampanye Pemilu pesanan partai politik, di Jalan Kusumanegara Jogja. (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA- Jangan percaya janji wakil rakyat. Kata-kata itu juga berlaku bagi pengusaha yang kebanjiran rezeki jelang pemilu.

Karenanya para pengusaha menerapkan aturan bayar di muka karena khawatir tak dibayar. Bekti Sutomo, pemilik Sibeck Sablon mengaku tidak ingin tergiur dengan embel-embel akan dibayar setelah jadi.

Advertisement

“Pada tahun 2004 dulu saya membuka diri untuk sablon kaus dan atribut partai. Setelah saya kerjakan dengan minimal pembayaran 25%, ternyata setelah pemilu tidak dilunasi. Makanya sekarang saya memilih menolak saja,” kata Bekti, Kamis (6/3/2014).

Bekti mengaku hingga kini sudah menolak lima permintaan pembuatan kaus dan atribut partai. Pasalnya, dia meminta pembayaran 60% di muka baru pesanan itu dikerjakan, namun tidak ada yang mau.

“Kalau ada yang serius mereka malah berani bayar 75% di muka. Kalau yang ini kami tidak akan menolaknya. Tapi hingga kini baru ada satu dua saja yang berani membayar 60% di muka,” jelas Bekti.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif