SOLOPOS.COM - Prasetyo Atmosutidjo menunjukkan foto Ki Ageng Suryomentaram, Rabu (16/9/2015). (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Ki Ageng Suryomentaram meninggalkan nilai-nilai gotong royong yang masih dipegang teguh hingga saat ini.

Harianjogja.com, BANTUL – Warga Dusun Balong, Timbulharjo, Sewon Bantul selama puluhan tahun memegang teguh filosofi kawruh jiwa atau ilmu jiwa yang berasal dari pemikiran Ki Ageng Suryomentaram, bangsawan keturunan Sri Sultan HB VII. Bagaimana filosofi itu melekat di kehidupan mereka sehari-hari?

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Sumar Al Gino, tempo hari didatangi seseorang. Orang itu mengaku tim sukses salah satu pasangan calon peserta Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Bantul. Kepada takmir masjid Dusun Balong itu, tim sukses menawarkan bantuan pembangunan Masjid An Nur yang kini tengah dibangun Sumar Al Gino dan sejumlah warga lainnya.

“Katanya mau membantu pembangunan masjid, asal memilih jagoan mereka,” tutur pria bertubuh tambun itu saat disambangi di rumahnya di Dusun Balong, Selasa (15/9/2015) siang.

Ia tak mengiyakan tawaran itu sebelum ada kesepakatan dengan warga dusun. Tawaran berbau politik uang bukan kali pertama datang ke kampung ini, hasilnya lebih sering ditolak ketimbang diterima.

“Kalau pun menerima harus berdasarkan kesepakatan warga dan kemanfaatannya untuk apa. Kami tidak mau main-main, untuk yang terkait Pilkada ini kami kemungkinan besar tidak mau menerima,” kata Sumar Al Gino tegas.

Kalau hanya untuk membangun masjid, masyarakat memilih mengandalkan sumbangan warga ketimbang menjual suara. Toh, selama pembangunan masjid dimulai Agustus lalu, material bangunan seperti puluhan sak semen sumbangan warga terus berdatangan.

“Warga di sini sudah biasa gotong royong,” ujar bapak tiga anak itu.

Gino, sapaan akrabnya, juga punya cerita lain soal gotong royong. Dua tahun lalu, warga Dusun Balong disibukan oleh hajatan pentas seni ketoprak. Para pemuda dusun ini memainkan lakon perjalanan hidup tokoh filsafat Jawa, Ki Ageng Suryomentaram.

Saat itu, masyarakat berbondong-bondong memikul kayu bakar, tandan pisang dan beras untuk makan warga sekampung yang menggelar pentas seni.

“Yang punya beras sumbang beras akhirnya terkumpul lima kuintal, yang punya pisang sumbang pisang. Tidak harus uang,” kenang Gino mengingat kesibukan warga kala itu.

Tradisi guyub rukun dan gotong royong itu sudah berlangsung puluhan tahun. Ada kebahagiaan yang muncul saat warga bergotong royong. Kebahagiaan itu, kata Gino, adalah wujud kawruh jiwa yang diajarkan Ki Ageng Suryo Mentaram. Putra ke-55 Raja Kraton Jogja Sri Sultan Hamengku Buwono VII, itu semasa hidupnya konon pernah singgah ke Dusun Balong, memberi wejangan tentang kawruh jiwa yang bukunya kini dicetak sebanyak 30 jilid.

“Karena menurut Ki Ageng Suryomentaram, bahagia itu tidak harus kaya atau berpangkat. Orang kaya belum tentu bahagia. Tapi bagaimana dia mengajak orang bahagia dengan hidup bergotong royong, menjaga persatuan dan ilmu-ilmu jiwa lainnya,” bekas perajin tikar pandan itu mengisahkan.

Bahagia menurut filosofi Ki Ageng Suryomentaram juga tentang hidup setara. Tidak memandang pangkat dan jabatan, kaya atau miskin. Di Balong, azas kesetaraan juga berlaku di kalangan warga.

“Biar dia berpangkat, orang kaya tetap saja harus bekerja bersama warga bergotong royong kalau ada kegiatan. Itu hanya sedikit saja ilmu jiwa dari Ki Ageng Suryomentaram, banyak hal lain misalnya tentang mengasuh anak,” imbuhnya.

Ki Ageng Suryomentaram, ujar Gino, sudah mencontohkan hal itu, saat ia memilih keluar dari istana Kasultanan Ngayogyakarta dan menjadi kuli penggali sumur serta hidup berbaur dengan rakyat jelata.

Filosofi itu terus melekat sampai sekarang di Dusun Balong. Setiap ada pertemuan warga, sekelumit wejangan tentang pemikiran Ki Ageng Suryomentaram selalu diucapkan agar warga tak lupa meneladani kehidupan tokoh yang lahir pada 1892 dan wafat 1962 itu.
Oktober mendatang, warga bakal kembali mementaskan riwayat hidup Ki Ageng Suryomentaram melalui seni ketoprak. Agar perjalanan hidup filusuf Jawa itu tetap lestari, tak lekang oleh zaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya