SOLOPOS.COM - Jalan Malioboro (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kirab di Jogja digelar sebagai persiapan Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ke-13 yang akan diselenggarakan di Jogja pada 25-28 Agustus mendatang

Harianjogja.com, JOGJA-Seribuan orang memadati kawasan Malioboro sampai Titik Nol Kilometer Jogja, Jumat (19/8/2016) sore hingga kawasan tersebut tertutup untuk kendaraan selama lebih kurang dua jam. Mereka tengah pawai syiar Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ke-13 yang akan diselenggarakan di Jogja pada 25-28 Agustus mendatang.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Ketua Panitia Pawai Syiar Muktamar Nasyiatul Aisyiyah, Syahdara Anisa Ma’ruf mengatakan total peserta pawai ada 1.100 orang yang terbagi dalam 22 kontingen perwakilan dari unit usaha Muhammadiyah DIY mulai dari taman kanak-kanan sampai perguruan tinggi.

Pawai ini juga dihadiri Pengurus Pusat (PP) Muhammdiyah, Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY. Setiap kontingen pawai menunjukan kreatifitasnya di kawasan Titik Nol Kilometer Jogja selama 5-7 menit. Ada penampilan pakaian adat nusantara, kesenian tradisional Jogja, drum band, pencak silat putri, petani, hingga komunitas andong.

Pawai diawali dari Jalan Abu Bakar Ali (ABA), Jalan Malioboro, Titik Nol Kilometer, dan berakhir di Komplek Masjid Gedhe Kauman. Pawai ini menarik perhatian warga sekitar dan para wisatawan yang kebetulan melintas, lalu mengabadikan momen pawai tersebut.

Nasyiatul Aisyiyah merupakan organisasi otonom dibawah Ormas Muhammadiyah. Organisasi perempun Muhammadiyah ini akan menyelenggarakan Muhammadiyah pada 25-28 Agustus mendatang di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dengan tema ‘Gerakan Ramah Perempuan dan Anak’.

Norma Sari mengatakan Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ke-13 ini lebih fokus pada persoalan perempuan dan anak. Hal itu berangkat dari keprihatinan banyaknya kasus kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak yang meningkat dari tahun ke tahun.

Melalui muktamar ini ia berharap dapat memberikan penyadaran kepada masyarakat terkait hak-hak perempuan dan anak. Sudah saatnya perempuan juga ikut berkontribusi dalam persoalan sosial yang terjadi di masyarakat.

“Perempuan Indonesia harus memiliki prinsip menjadi perempuan yang dapat membawa perubahan dan kemajuan dalam mengentaskan permasalahan-permasalahan bagi kalangan perempuan itu sendiri dan negara,” kata Norma.

Dalam muktamar nanti diharapkan menghasilkan rekomendasi sebagai solusi. Syahdara menambahkan, Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ini digelar di Jogja karena Jogja merupkan kelhiran Muhammadiyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya