SOLOPOS.COM - Bobby Gunarso peraih medali emas dalam Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ON-MIPA) yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) 2016. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Kisah inspiratif datang dari juara Olimpiade Matematika

Harianjogja.com, JOGJA- Meskipun pernah mendapatkan nilai merah saat duduk di kelas empat Sekolah Dasar (SD), Bobby Gunarso justru meraih medali emas dalam Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ON-MIPA) yang diselenggarakan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) 2016.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Lelaki yang duduk di semester akhir Program Studi Matematika Universitas Sanata Dharma (USD) itu terlihat tak banyak bicara, bahkan ia hanya menjawab ketika diberi pertanyaan saja.

Perawakannya kurus dan berkacamata, nampak layaknya mahasiswa biasa. Namun, prestasinya membawa harum USD di kancah kompetisi nasional bidang Matematika tak dapat diragukan.

ON MIPA 2016 merupakan ON MIPA ketiga kalinya yang ia ikuti, dulu pada 2014 ia hanya mampu meraih juara di tingkat DIY, pada 2015 ia hanya dapat puas dengan perunggu di tangan.

Kini, ia adalah peraih medali emas dalam olimpiade yang diikuti oleh ribuan mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia itu. Untuk bidang Matematika, ada lebih dari 1.000 orang peserta yang kemudian dipilih 64 orang untuk bersaing di tingkat nasional pada 23-26 Mei 2016 di Hotel Kartika Chandra Jakarta.

Bersambung ke halaman 2

Dari 64 orang inilah, Bobby yang berasal dari USD berdiri dengan bangga bersama mahasiswa dari PTN lainnya, dalam jajaran sang jawara, hanya ada dua mahasiswa asal perguruan tinggi swasta, Bobby dari USD dan seorang lagi perwakilan dari Universitas Pelita Harapan.

“Saya mulai suka Matematika baru ketika akhir-akhir saya duduk di bangku kelas XII Sekolah Menengah Atas. Sebelumnya biasa saja dan tidak pernah ikut olimpiade, bahkan nilai Matematika saya terkadang bagus terkadang jelek, hanya sekitar tujuh, prestasi olimpiade ini benar-benar di luar dugaan saya,” ujar pemilik Indeks Kumulatif Prestasi 3,97 pada semester tujuh ini, Kamis (2/6/2016).

Bobby yang saat ini sedang disibukkan dengan skripsi ini kemudian menerangkan, ada alasan tersendiri yang membuatnya jatuh cinta kepada Matematika.

Matematika baginya seperti sebuah misteri yang begitu menyenangkan apabila berhasil dipecahkan dengan mengerjakan soal, terlebih lagi ketika bisa menggunakan teori dan rumus yang abstrak ke dalam berbagai bidang kehidupan.

Kecintaan ini tumbuh ketika ia sempat iseng membeli buku berisi kumpulan soal Matematika, dan kemudian mengerjakannya dengan mudah dan membuatnya ketagihan untuk mengerjakan soal Matematika.

Dari sana, Bobby yang berkeinginan menjadi dosen ini kemudian menyadari, bahwa ternyata Matematika membantu seseorang untuk bisa melihat kehidupan dalam berbagai perspektif, dan bisa diselaraskan dengan beragam ilmu lainnya.

“Saya ingin belajar Matematika sampai mentok, misalnya Strata Tiga. Setelah lulus saya ingin melanjutkan kuliah ke Strata Dua,” ujar penyuka film The Big Bang Theory ini.

Bersambung ke halaman 3

Putra pertama dari pasangan Sugeng Hadiyanto dan Hauw Djioe Lan ini menuturkan, Matematika bukanlah momok atau hal yang menakutkan, setiap orang perlu berani dan terus belajar untuk bisa mengerjakan soal Matematika.

Di kesempatan yang sama, Pembimbing Bobby, yakni Herry Pribawanto Suryawan mengungkapkan, peraih medali emas dalam ON MIPA 2016 terdiri dari tiga orang, dari tiga orang ini hanya Bobby yang berasal dari perguruan tinggi swasta, dua orang peraih medali emas lainnya berasal dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.

Pada 11-13 Juni 2016 Bobby akan kembali mengikuti seleksi ketat untuk meraih kesempatan mewakili Indonesia dalam olimpiade Matematika di Bulgaria bersama 25 peserta ON MIPA 2016 terpilih lainnya.

Dalam olimpiade, lanjut Herry, ada lima cabang ilmu Matematika yang diujikan bagi peserta yakni analisis real, analisi kompleks, struktru aljabar, aljabar linier, kombinatorika. Dari lima cabang ini, Bobby memiliki keistimewaan dalam cabang analisis.

Kemampuan pemahaman dan mengerjakan soal yang ia miliki, bahkan dinilai sudah melebihi kemampuan mahasiswa Strata Satu. Pihak kampus berharap, prestasi yang dibawa Bobby ini bisa menjadi motivasi civitas akademika USD untuk terus berprestasi dalam beragam kompetisi, dengan lebih baik lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya