SOLOPOS.COM - Polisi Polres Bantul mengangkut sepeda motor korban kecelakaan tunggal yang tergeletak di pinggir selokan Jalan Parangtritis kilometer 5,3, Kecamatan Sewon, Rabu (26/11/2014). (Harian Jogja/Endro Guntoro)

Harianjogja.om, BANTUL- Cemberut bercampur kesal. Itulah yang terlihat dari belasan wajah warga sekitar Piramide Cafe, di Jalan Parangtritis kilometer 5,3, Kecamatan Sewon, saat menolong seorang korban kecelakaan tunggal yang menabrak pohon, Sariyanto, Rabu (26/11/2014) sekitar pukul 14.00 WIB.

Ambulans dirasa lambat tiba di lokasi kejadian sehingga mengundang kekesalan warga.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Bagaiamana warga tidak kesal. Setelah seorang pengendara dengan kondisi patah tulang kaki, selama lebih dari 30 menit harus terkapar di pinggir selokan lantaran terlantar menunggu ambulans, yang tidak segera tiba ke lokasi kejadian.

“Sabar ya pak. Berdoa pak. Ambulans masih di perjalanan. Bapak masih kuat bertahan kan?” tanya seorang petugas keamanan Piramida Cafe kepada Sariyanto, warga Prawirodirjan, Jogja, kemarin. Beberapa warga memadati tempat lokasi kejadian dan mendapati Sariyanto dalam posisi terkapar tak bisa bergerak.

Semula warga mengira nyawa Sariyanto sudah tidak tertolong. Ternyata, Sariyanto masih bernapas dan membuka kedua mata setelah terpental dari sepeda motor yang menabrak pohon perindang tepi jalan.

Warga tidak bisa berbuat banyak karena polisi yang beberapa kali menelpon salah satu pos ambulans tak mendapatkan respons. Warga hanya bisa membesarkan hati Sariyanto agar bertahan.

Kedua bola mata Sariyanto hanya bisa menatap langit. Tubuhnya tak bergerak di antara rumput dan sampah depan rumah makan. Sekelilingnya serpihan onderdil sepeda motor berserakan. Sepeda motor AB4520YF milik pengendara berkaos kuning itu pun ringsek dan tersandar di pohon.

“Harus berapa lama ya korban kecelakaan lalu lintas seperti ini menunggu pertolongan ambulans. Bukankah petugas dan relawan sudah sering simulasi penanganan,” ucap seorang mahasiswa di lokasi kejadian, Arif.

Polisi Ajun Inspektur Satu Sularno dan beberapa rekannya mencoba memberikan alas pada kepala Sariyanto dengan maksud agar posisi tubuh tak bergerak itu lebih mendapatkan posisi yang enak.

Disaksikan petugas dan warga yang ada, polisi mencoba mengambil dompet untuk melihat dan mencatat identitas korban.

Ambulans yang diharapkan datang ternyata belum juga muncul. Kendaraan kijang tua milik polisi justru lebih cepat sampai lokasi. Lagi-lagi warga merasa jengkel karena melihat pemandangan aneh. “Sepeda motor korban lebih cepat mendapatkan pertolongan daripada Sariyanto,” ujar Arif.

Beberapa saat kemudian, kedatangan PMI Bantul mengundang gunjingan miring warga. Beberapa sukarelawan dengan sigap langsung menangani korban. “Untung korban masih bisa bertahan,” kata seorang ibu di TKP.

Petugas Satulantas Polsek Sewon Aiptu Sularno tidak menampik selama ini penanganan korban laka lantas di jalan raya terkesan lebih cepat polisi tiba ke lokasi.

“Biasanya kendala kami ya dalam menolong korban kecelakaan harus menunggu lama. Rentan bagi korban kalau diangkut dengan mobil seadanya dan tidak dengan penanganan yang benar,” ungkap Sularno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya