Jogja
Minggu, 1 Desember 2013 - 15:55 WIB

KISAH PENDERITA HIV/AIDS : Rutin Minum Obat, Yan Tak Tularkan HIV pada Anak dan Istri

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Memang, terkadang penderita HIV/AIDS seperti hantu yang menakutkan. Bagi penderita pun begitu. Saat vonis dijatuhkan yang terbayang hanyalah sebuah kematian. Hal ini seperti yang terjadi pada Yan Michael, 37, yang telah mengidap HIV selama 10 tahun terakhir.

Yan masih ingat peristiwa itu. Dari Jakarta, dia datang ke Jogja untuk menjalani rehabilitasi narkotika sepuluh tahun yang lalu.

Advertisement

“Saya saat itu adalah pemakai aktif putau. Sebelum menjalani rehabilitasi saya bersama dengan tujuh orang lainnya harus melakukan pemeriksaan. Dan saat itu saya mendapatkan kepastian jika saya sudah positif HIV,” jelas Yan kepada Harian Jogja beberapa waktu lalu.

Seperti kejatuhan bola panas, saat Yan mendapat informasi penyakitnya. “Jelas saat itu saya kaget. Tetapi, mau bagaimana lagi? Keluarga saya semua tahu. Begitu juga dengan pacar saya,” tambahnya.

Advertisement

Seperti kejatuhan bola panas, saat Yan mendapat informasi penyakitnya. “Jelas saat itu saya kaget. Tetapi, mau bagaimana lagi? Keluarga saya semua tahu. Begitu juga dengan pacar saya,” tambahnya.

Awalnya Yan khawatir keluarganya akan menjauhinya. Begitu juga dengan sang kekasih. Tapi kenyataan ternyata tidak seperti yang ditakutkan. Dia merasa bersyukur karena keluarga justru mensupport dirinya agar menjalani semua sebagaimana mestinya.

“Begitu mereka mendengar saya positif, mereka justru semakin memerhatikan saya, tidak menjauh. Begitu juga dengan pacar saya. Kebetulan saya pacaran jarak jauh. Dia ada di Sumatra.”

Advertisement

“Dia sangat paham, bahkan mau menikah dengan saya,” cerita Yan bersemangat.

Akhirnya, pada 2006 yang lalu Yan menikah. “Puji Tuhan, istri dan dua anak saya sampai saat ini negatif. Ini juga dikarenakan saya membiasakan menggunakan kondom saat berhubungan dan berperilaku pola hidup sehat.”

Sampai saat ini Yan masih aktif meminum obat. Setiap 12 jam sekali dia tak pernah lupa meminum obat yang diharapkan bisa memperpanjang hidupnya. “Obat saya Aluvrik, Tenovovir dan Hivivral,” jelas Yan.

Advertisement

Menderita HIV tidak membuat Yan putus asa. Dia pun masih memaknai hidup ini masih terang benderang. Dia tak ingin bermuram durja.

Saat ini dia aktif dan turut mendirikan Victory Plus, sebuah wadah tempat berkumpul pasien HIV/AIDS. Tidak hanya itu, Yan juga membuka warung obat.

“Ini saya lakukan sebagai bukti jika saya juga sukses di bidang lain. Di Victory Plus saya mencoba berbagi dengan teman-teman yang senasib dengan saya,” ujar Yan.

Advertisement

Yan berharap orang-orang yang senasib dengannya tidak putus asa menjalani hidup. Bagaimana pun hidup terus berjalan. HIV/AIDS, kata Yan, bukanlah akhir dari kehidupan.

“Buat teman-teman tetap semangat. Jangan merasa sendiri, karena kalian masih bisa jalani aktivitas. Jika ingin dukungan kami juga ada kelompok teman sebaya, begitu juga mengenai informasi terkait dengan HIV/AIDS,” kata Yan penuh semangat.

 

Kisah lain penderita HIV/AIDS : Suamiku Meninggal Karena AIDS, Kini Aku dan Anakku Positif HIV

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif