SOLOPOS.COM - Dua orang pekerja sedang membersihkan belalang-belalang hidup sebelum digoreng. Penganan belalang goreng merupakan salah satu produk unggulan di Kabupaten Gunungkidul. Jumat (1/8/2014). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDULMeski usaha belalang goreng sudah punya nama, tetapi Subagyo, pengusaha asal Gunungkidul mengaku persediaan belalang mentah kian sulit didapatkan.

Rata-rata untuk sekali produksi, imbuhnya, dibutuhkan belalang hidup hingga 50 kilogram. Sementara setiap hari, pengepul rutin yang menyetor walang ke Bagyo hanya empat orang.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Bisa 30 kilogram, 40 kilogram sampai 50 kilogram. Berapapun yang disetorkan kami akan menerimanya,” ungkap Gareng.

Pasokan belalang sangat sulit ditemukan lantaran sejak 2006, hewan ini jarang ditemukan. Alhasil, warga maupun pengempul berburu belalang hingga ke Bantul. Terkadang belalang-belalang itu didatangkan dari Purworejo dan Kebumen, Jawa Tengah.

“Dari kabar yang sering menyetorkan ke saya, malah ada belalang yang di datangkan dari daerah Cilacap,” paparnya.

Dia mencontohkan setoran belalang Jumat (1/8/2014) hanya seberat 10 kilogram. Padahal, di waktu normal kiriman belalang bisa mencapai 50 kilogram per hari. Sebab, ujarnya, selama lebaran beberapa pencari belalang di Purworejoberalih pekerjaan dengan menjual sate bebek di pinggir-pinggir jalan.

“Untuk saat ini pasokan berkurang, padahal pesanan tetap tinggi. Contohnya, belalang yang datang hari ini (kemarin) sudah banyak dipesan oleh

pembeli,” kata Gareng lagi.

Lelaki tamatan SMP ini menjelaskan, tiap kilo belalang dihargai Rp80.000. sementara, untuk belalang goreng dihargai Rp350.000 per kilogram. Adapun
proses produksi dari belalang hidup menjadi belalang goreng mengalami penyusutan sebesar 40%. Jadi setiap kilo belalang setelah digoreng tinggal 600 gram saja.

“Kan sebelum digoreng harus hilangkan dulu bulu-bulunya terlebih dahulu. Selain itu, kotoran-kotoran belalang juga dibersihkan, jadi wajar bila beratnya berkurang setelah digoreng,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya