SOLOPOS.COM - Harwanto, pengawal tahanan saat berjaga di depan ruang tunggu tahanan di PN Jogja (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, JOGJA-Menjadi pengawal tahanan bukanlah tugas yang mudah. Mereka bertanggungjawab penuh menjaga tahanan selama perjalanan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) atau rumah tahanan menuju pengadilan. Sementara setiap tahanan memiliki beragam karakter dan latar belakang yang harus diperhatikan.

Selama 10 tahun menjalankan profesi ini, Petugas pengantar jemput tahanan dari Lapas Wirogunan, Harwanto, 35, mengatakan telah mengalami berbagai hal. Dari pengalaman tersebut, Harwanto menganggap tahanan layaknya pasien di rumah sakit yang butuh dukungan, nasihat maupun kata-kata harapan. Meski tidak seutuhnya semua berjalan sempurna, imbuh dia, selama ia bertugas tak ada tahanan yang melarikan diri di tengah jalan atau pun tahanan yang melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu keamanan dan ketertiban baik dalam persidangan mau pun perjalanan menuju lapas.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Mengenai emosi tahanan, Harwanto mengakui kerap menjumpai. Umumnya, situasi ini terjadi saat hakim menjatuhkan vonis. Melihat hal ini, biasanya bergegas mendekatinya, terkadang ia merangkulnya dan memberikan dukungan.

“Pokoknya saya lakukan sesuatu yang bisa membuat tahanan tenang,” ujar dia.

Tidak hanya itu ia juga mendatangi lapas dan bertanya-tanya ke petugas lapas untuk mengetahui kasus hukum yang dihadapi setiap tahanan yang akan diantarnya. Upaya tersebut untuk mempermudah cara pendekatan pada tahanan selama dalam pengawasannya.

Terkadang karena tugasnya tersebut memaksa Harwanto harus lembur. Sebab, jadwal di pengadilan tidak bisa dipastikan selesainya. Terutama saat sidang yang menghadirkan saksi-saksi dari luar Jogja. Jam lembur itu pun tidak ada uang tambahan, melainkan hanya nasi bungkus. Namun hal itu tak membuatnya mengeluh. Ia menganggap tugas yang ia lakukan selain sebagai

pekerjaan juga sebagai jalan amal kebaikan di akhirat. Harwanto tidak sendirian saat bertugas. Ia ditemani tiga rekan lainnya dari kejaksaan juga dan dua rekannya dari kepolisian. Menurut dia apa yang dia lakukan juga dilakukan oleh rekan-rekannya.

Demikian juga dilakukan oleh Bripka Sumanto. Pria yang tidak genap setahun lagi akan menjalani pensiun ini ikut membantu mengawal tahanan dari lapas sampai pengadilan hingga pulang kembali ke tahanan. Anggota Polsekta Pakualaman ini juga sudah 10 tahun lebih menjadi pengawal tahanan. Saat mengawal tahanan turun dari bus tahanan di PN jogja, Sumanto turun lebih dulu dari bus kemudian berjaga di bawah dengan senjata laras panjang dalam posisi siap. Hal tersebut merupakan prosedur pengawalan tahanan.

Dibalik senjata yang dia pegang setiap saat, ia pun menggunakan hati dalam pengawalan tahanan. Bahkan Sumanto kadang-kadang berlaku seperti pastor saat mendekati tahanan. Dari pengalamannya mengawal tahanan sampai ia mengerti sifat tahanan dari masing-masing daerah.

“Jadi tahu juga bagaimana cara mendekati tahananan. Tahanan asal jawa pasti beda dengan tahanan warga luar jawa,” cap Sumanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya