SOLOPOS.COM - Harwanto, pengawal tahanan saat berjaga di depan ruang tunggu tahanan di PN Jogja (JIBI/Harian Jogja/Ujang Hasanudin)

Harianjogja.com, JOGJA-Secara umum, petugas antar jemput tahanan ini terdiri dari kejaksaan dan kepolisian. Dari kejaksaan biasanya empat sampai lima orang. Sementara dari polisi dua hingga tiga orang tergantung jumlah tahanan yang akan diantar ke persidangan. Mereka bertanggungjawab penuh menjaga tahanan selama perjalanan dari  Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) atau rumah tahanan menuju pengadilan. Adapun tahanan yang diantar jemput tidak hanya tahanan kasus tindak pidana biasa, tetapi juga tahanan koruptor sampai pembunuhan. Berikut kisahnya.

Bus warna hijau tua khas korp Adhiyaksa tiba di Pengadilan Negeri (PN) Jogja, Selasa (21/10/2014). kendaraan operasional Kejaksaan Negeri tersebut membawa sekitar 20 tahanan berbagai kasus pidana dari Lapas Wirogunan Jogja sekitar pukul 10.30 WIB. Para tahanan kemudian digiring satu persatu menuju ruang tunggu tahanan di PN Jogja, sambil dikawal dua polisi bersenjata laras panjang. Tahanan itu kemudian menjalani sidang bergantian sesuai dengan jadwal yang sudang ditentukan. Jadwal sidang pun bermacam-macam, ada yang menjalani sidang dakwaan, keterangan saksi, tuntutan, hingga sidang putusan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Setiap gerak gerik para tahanan ini tak lepas dari pengawasan petugas kejaksaan dan polisi walau sedikit pun.

“Kami harus memastikan jumlah tahanan yang kami antar dari Lapas ke pengadilan harus kembali lagi lengkap,” ucap petugas pengantar jemput tahanan Harwanto, 35, di sela-sela menjalani tugasnya.

Harwanto sudah 10 tahun lamanya menjalani tugas sebagai pengantar jemput tahanan. Ia dipercaya menjadi pengawal tahanan karena postur tubuhnya yang tambun dan tegak, serta ketegasannya. Namun, postur tubuh yang menjadi nilai lebih itu tak pernah ia jadikan sebagai senjata selama pengawalan tahanan.

Membawa tahanan dalam jumlah banyak bagi dia tidaklah mudah. Masing-masing tahanan memiliki karakter yang berbeda. Apalagi semua tahanan tersebut adalah orang-orang yang bermasalah secara hukum sehingga harus didekati dengan hati supaya tidak berontak.

“Saya lebih banyak mengajak ngobrol aja selama perjalanan dan selama di pengadilan,” kata Harwanto.

Dari obrolan itu pun membuat tahanan merasa diperhatikan, merasa dihargai sampai-sampai banyak tahanan yang mencurahkan hatinya kepada Harwanto. “Ya banyak pada curhat,” ucap dia.

Mulai dari curhatan soal kasus hukum yang dihadapi hingga persoalan pribadi,  seperti tahanan yang bingung karena tak bisa mencari pengacara yang akan mengupayakan hukum banding misalnya. Hal tersebut menjadi salah satu tugas pengawal tahanan untuk menyampaikan ke jaksa yang berwewenang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya