SOLOPOS.COM - Ilustrasi kegiatan tanam padi (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Minimnya partisipasi generasi muda untuk bertani diakui salah seorang anggota kelompok tani Agung Rejeki dari Desa Rejosari, Kecamatan Semin, Rahmadi,45.

Menurut dia, anak-anak muda lebih suka merantau ketimbang bekerja sebagai petani.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

“Saya sudah berulang kali mengajari anak saya bercocok tanam. Namun tetap saja dia lebih memilih merantau ke luar daerah,” kata Rahmadi, Senin (22/12/2014).

Dia menjelaskan, miniminya minat anak muda untuk bertani dapat dilihat dalam struktur kepengurusan mau pun keanggotaan inti kelompok tani Agung Rejeki.

Dari 40 anggota inti yang ada, mayoritas diisi warga dengan usia 40 tahun ke atas. “Memang ada yang muda di usia 20an tahun, tapi jumlahnya masih sangat minim,” aku Rahmadi.

Sementara itu, Sub Bid Ketenagaan Badan Pelaksana Penyuluh Ketahanan Pangan (BP2KP) Gunungkidul Wibowo Purno Katoto mengaku, terus sosialisasi menggugah generasi muda agar mau bertani. Saat ini BP2KP membuat pengelompokan untuk golongan petani menurut usia.

Porsi yang dikembangkan 65% kelompok petani usia 45 tahun ke atas, 25% untuk generasi muda dan 10% untuk kalangan perempuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya