SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pagi itu, matahari terlihat malas menampakan wajahnya. Mendung tipis di perbukitan Menoreh juga seolah menghalangi hangatnya sinar matahari menyapa sekelompok warga yang tengah sibuk kerja bakti.
   
Sekelompok warga baik tua maupun muda, baik laki-laki maupun perempuan memang terlihat sedang asyik mencabuti rerumputan di jalan dusun yang lebarnya tidak lebih dari tiga meter, padahal cuaca pagi itu cukup dingin.
   
Rupanya sekelompok warga tersebut sedang mempersiapkan perayaan Waisak di Vihara Giriloka dengan membersihkan jalan menuju Vihara.
   
Vihara Giriloka merupakan satu dari tiga Vihara yang terdapat di Kecamatan Girimulyo yang kerap dijadikan pusat perayaan detik-detik Waisak.
   
Warga terlihat menyiapkannya dengan sebaik mungkin. Besarnya toleransi dan ikatan sosial di antara masing-masing umat beragama di Dusun ini memang mengalahkan sentimen keagamaan serta masalah yang kerap berujung dengan adanya gesekan antar umat beragama.
   
Hal itu dapat kita lihat salah satunya saat menjelang perayaan hari Waisak kali ini, spanduk yang terbentang di ujung jalan menuju Vihara Giriloka yang berbunyi Semoga Semua Mahkluk  Berbahagia, seolah meengaskan bahwa kerukunanan umat beragama dapat mempersatukan semuanya.
   
Vihara Girioka merupakan tempat ibadah bagi sekitar 300 jiwa pemeluk agama Budha di Dusun Gunung Kelir. Mereka adalah umat Budha dari aliran Theravada.
   
Vihara Giriloka yang dibangun pada 1980 ini bahkan akan dijejali lebih dari 400 orang dari berbagai pelosok daerah di setiap perayaan Waisak.
   
Tak heran jika warga sekitar maupun para pemeluk agama Budha yang berada di Dusun ini benar-benar mempersiapkan perayaan Waisak dengan maksimal.
   
Menurut Ketua Pemuda Vihara Giriloka, Totok Tejamanu, selain melakukan kerja bakti, urutan perayaan Waisak biasanya dilakukan sejak satu hari sebelum detik-detik Waisak.
   
“Dimulai dengan tabur bunga di makam pahlawan yang merupakan tokoh-tokoh umat Budha, berdoa untuk masing-masing leluhur keluarga juga melakukan pengambilan air Waisak, di tiga mata air, Kletak, Kali Kluwih dan Kregowo,” katanya ditemui di Vihara Giriloka, akhir pekan lalu.

Totok mengatakan, prosesi persiapan untuk merayakan detik-detik Waisak itu akan berlangsung sejak satu hari sebelum detik-detik Waisak dan puncaknya adalah pembacaan Parita (Doa) pada perayaan detik-detik Waisak yang dipimpin oleh seorang Pandita.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Menurut Totok, selain Vihara Giriloka, dari lima Vihara di wilayah Kulonprogo, biasanya ada tiga Vihara yang digunakan sebagai pusat perayaan detik-detik Waisak, yaitu Wihara Giriloka di Gunung Kelir, Wihara Giridharma di Sukomoyo dan Wihara Girisurya di Sonyo.

Sementara puncak Waisak sendiri akan berlangsung pada puncak Dharma Santi pada tanggal 29 mei mendatang. Menurut Totok, nantinya pada acara ini, pihak komunitas pemuda Vihara Giriloka akan menampilkan berbagai kesenian seperti tarian, nyanyian dan drama.

“Kami ingin menampilkan kesenian sebagai peringatan puncak dari perayaan waisak,” ujarnya.

Menurut Ketua sekolah minggu Etty Wahyuni, kesenian yang akan ditampilkan pada acara puncak perayaan Waisak Dharma Santi akan dimainkan oleh para siswa sekolah minggu di Vihara Giriloka yang berjumlah sekitar 50 siswa.(Wartawan Harian Jogja/Dasa Saputra)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya