SOLOPOS.COM - Ilustrasi kursi jabatan (JIBI/Solopos/Dok.)
Keputusan Kades Sutrisni memilih dan melantik Haryanto, bukan Arlin yang meraih nilai tertinggi dalam seleksi.
Harianjogja.com, BANTUL-Kepala Desa Murtigading Sutrisno membantah semua yang diungkapkan Arlin Meila dan keluarganya. Ia menegaskan kedatangan dirinya juga bukan hanya di kediaman Arlin, melainkan juga ke peserta lain yang ikut seleksi Kadus Kurahan II, Murtigading, Sanden.
Sutrisno membantah telah meminta Arlin untuk mengundurkan diri dari proses pencalonan, selain itu ia juga mengatakan bahwa dirinya tidak pernah menyinggung soal adanya kecurigaan, bahwa Arlin akan menggunakan sendiri bantuan dari pemerintah yang datang ke tingkat dusun.
“Saya tidak pernah menyebut mau mencari dukuh [Kepala Dusun/Kadus] yang gagah. Saya datang hanya ingin tahu kesiapan keluarga dari sisi mental, baik Arlin dan keluarganya, saya juga tidak mempermasalahkan kondisi ekonomi dia,” ungkap Sutrisno, Selasa (7/2/2017).
Sekali lagi ia menegaskan, kedatangannya ke kediaman Arlin sebagai bentuk kehati-hatian dirinya selaku Kades, dalam menentukan pilihan. Dalam faktanya, Sutrisno juga bertandang ke kediaman Haryanto yang telah dilantik menjadi Kadus Kurahan II dan menyampaikan materi senada, menjadi seorang pemimpin dusun tidaklah mudah dan banyak tantangan yang akan ditemui.
“Beredar kabar di masyarakat, bahwa saya menerima suap dari Rp150 juta dari Haryanto, itu tidak benar,” tegas dia.
Sutrisno membenarkan, keputusannya memilih dan melantik Haryanto, bukan Arlin yang meraih nilai tertinggi dalam seleksi, menimbulkan banyak tanya di kalangan masyarakat setempat dan BPD. Kendati demikian ia tetap bersikukuh dengan pilihannya, karena mempertimbangkan kesiapan psikologis dan kemasyarakatan sang calon Kadus.