Jogja
Kamis, 28 November 2013 - 17:00 WIB

KOMPETISI KINCIR ANGIN : Kincir Angin Mahasiswa Harus Aplikatif

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA-Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Pemkab Bantul menggelar kompetisi Kincir Angin Indonesia (KKAI) 2013. Kompetisi tersebut bertujuan untuk mendorong generasi muda menguasai iptek bidang energi baru dan terbarukan.

Perlombaan menurut rencana akan dilaksanakan mulai Minggu (1/12/2013) hingga Rabu (4/12/2013) di Pantai Baru, Bantul.

Advertisement

“Dari 60 proposal yang diterima panitia, setelah dilakukan seleksi hanya 31 tim dari 31 perguruan tinggi (PT) di Indonesia yang dinyatakan lolos,” ujar Ketua Panitia KKAI Senawi di Balairung UGM, Kamis (28/11/2013).

Lomba tersebut, lanjutnya, diperuntukan bagi mahasiswa D3, S1, atau S2 dari sejumlah wilayah. Sebanyak 26 PT dari Jawa, sisanya 5 PT dari luar Jawa. Tim dari PT seperti UGM, UI, ITB, IPB, ITS, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, dan Politeknik Negeri Batam mengikuti kompetisi ini.

“Setiap tim, beranggotakan maksimal lima orang mahasiswa dan satu dosen pembimbing,” kata Senawi.

Advertisement

Menurut Senawi penyelenggaran kompetisi kincir angin ini diharapkan mampu menggali ide inovatif mahasiswa dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin yang nantinya bisa diterapkan di pulau-pulau terpencil di seluruh Indonesia.

“Pantai kita sangat luas dengan potensi angin sangat. Hasil inovasi mereka ini semoga bisa diaplikasikan di daerah terpencil yang belum dapat listrik,” katanya.

Diakuinya, hingga kini hasil inovasi kincir angin buatan mahasiswa belum sepenuhnya bisa diaplikasikan langsung di masyarakat. Meski begitu, imbuhnya, ide kreatif dan inovasi mahasiswa tersebut makin mendorong mahasiswa dan peneliti disejumlah universitas untuk terus berkarya dan berinovasi.

Advertisement

Salah seorang tim juri, Heru Santoso mengatakan, kecepatan angin di perairan Indonesia berkisar 5-6 meter per detik. Berbeda dengan daerah sub tropis yang memilii rata-rata 8-12 meter per detik.

Salah satu solusi agar energi listrik dari pembangkit listrik kincir angin bisa dimanfaatkan langsung oleh masyarakat dengan cara memperbanyak pembangkit listrik agar terjadi mampu mengakumulasi energi listrik yang dihasilkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif