SOLOPOS.COM - JANGAN REBUT HAK PEJALAN KAKI--Anak-anak yang tergabung dalam Keluarga Ramah Lingkungan Selamatkan Bumi (Kerling BUMI) berjalan kaki dari kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kota menuju SMA Negeri 3 Yogyakarta dalam acara peluncuran Reclaiming Hak-hak Pejalan Kaki, 2 Maret lalu.(JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

JANGAN REBUT HAK PEJALAN KAKI--Anak-anak yang tergabung dalam Keluarga Ramah Lingkungan Selamatkan Bumi (Kerling BUMI) berjalan kaki dari kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kota menuju SMA Negeri 3 Yogyakarta dalam acara peluncuran Reclaiming Hak-hak Pejalan Kaki, 2 Maret lalu.(JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Seiring gerakan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dalam memelopori peningakatan fungsi trotoar untuk pejalan kaki, kembali muncul gerakan pejalan kaki. Salah satu yang mulai eksis lagi yakni Komunitas Pejalan Kaki (Kaki) Jogja.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Kaki merupakan kelompok warga yang memiliki semangat mencintai gerakan jalan kaki. Melalui wadah komunitas, kelompok biasa berjalan kaki pada waktu tertentu. “Kami juga sekaligus kampanye peduli dengan pedestrian dan lingkungan,” kata anggota Kaki, Budi Susandi di kawasan Bundaran UGM, belum lama ini.

Budi mengatakan, alasan komunitas terbentuk berawal karena adanya kegelisahan sejumlah pejalan kaki di berbagai kota dan terutama di Jogja. Apalagi, di Jogja banyak fasilitas pejalan kaki justru digunakan untuk lahan berdagang dan parkir kendaraan bermotor.

Budi menceritakan, komunitas pejalan kaki mulai dibentuk pada 1 November tahun lalu. Komunitas yang ada awalnya berkampanye pengembalian fungsi trotoar di Jogja. Selanjutnya, kini kegiatan dilakukan untuk berkumpul, diskusi, dan tentu saja jalan kaki pada agenda-agenda tertentu.

Komunitas yang ada, lanjutnya, diawali lewat media sosial dan langsung mendapat respons positif dengan banyaknya pengikut. “Karena baru forum dan pertemanan, secara rinci belum ada pengorganisasian yang detail, banyak obrolan juga dilakukan via facebook,” kata Budi.

Pegiat Kaki, Muhibbuddin Ahmad menyatakan, komunitas memiliki tujuan menjadikan jalan kaki sebagai gaya hidup sehat, aman dan nyaman bagi masyarakat. “Untuk memperkenalkan pada publik kami menyelenggarakan aksi kampanye dan gerakan jalan kaki,” kata dia.

Ahmad menyatakan, komunitas tersebut tidak membatasi anggota. Siapapun boleh berpartisipasi dalam kegiatan dan bahkan mengajak teman-teman dan kerabatnya untuk ikut dalam gerakan.

Selain memasyarakatkan kegiatan lewat media sosial dan gerakan nyata berjalan kaki dalam berbagai kesempatan, kelompok pegiat juga melakukan mediasi dan dukungan pada pemenuhan hak pejalan kaki di trotoar yang dikelola Pemerintah Kota Jogja. Ahmad mengaku, gerakan kampanye setidaknya sudah pernah dilakukan dua kali dan mengundang beberapa pejabat Pemkot. Bahkan dikatakan, Kaki turut mendukung Jogja sebagai daerah yang bersiap menjadi walkability city atau kota layak pejalan kaki.

Dari aksi nyata itu, setidaknya telah membuahkan hasil yakni perbaikan trotoar di beberapa ruas jalan di kota Jogja seperti di Jalan Hayam Wuruk dan kawasan Malioboro. “Yang pasti kami terus menciptakan kota yang nyaman khususnya bagi pejalan kaki dengan penyediaan fasilitas yang memadai,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya