SOLOPOS.COM - Dusun Tegiri II di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kulonprogo ditetapkan sebagai Kampung Keluarga Berencana (KB) pada Senin (29/2/2016) kemarin.(Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) Kabupaten Kulonprogo menggalakkan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) berbasis komunitas
Harianjogja.com, KULONPROGO-Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPMPDPKB) Kabupaten Kulonprogo menggalakkan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) berbasis komunitas. Hal itu diterapkan di seluruh kecamatan sejak November ini.
Kasubid Advokasi Konseling dan Pembinaan KB dan Kesehatan Reproduksi BPMPDPKB Kulonprogo, Mardiya mengatakan, KIE berbasis komunitas diharapkan mendukung program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Tim telah mendata berbagai kelompok komunitas yang berkembang di setiap kecamatan untuk menjadi sasaran layanan KIE. “Model KIE dapat diterapkan pada kelompok tani, pengrajin, pedagang, karangtaruna, hingga komunitas kesenian seperti jatilan, ketoprak, dan karawitan,” ungkap Mardiya, Kamis (3/11/2016).
Mardiya memaparkan, KIE berbasis komunitas awalnya hanya coba diterapkan di Desa Purwosari dan Giripurwo di Kecamatan Girimulyo pada Juni lalu. Jangkauan program itu kemudian diperluas ke dua desa lain di Girimulyo, yaitu Jatimulyo dan Pendoworejo pada Oktober kemarin. KIE berbasis komunitas pun dinilai berjalan efektif dan dapat merekrut ratusan akseptor KB baru.
Mardiya berharap keberhasilan serupa dapat terjadi di kecamatan lain. “KIE berbasis komunitas mampu meningkatkan partisipasi pasangan usia subur dalam mengikuti program KB,” ujar dia.