Jogja
Selasa, 29 Desember 2015 - 14:54 WIB

KONFLIK TPST PIYUNGAN : Warga Blokade Jalan Menuju Tempat Pembuangan Sampah Piyungan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga memblokade jalan masuk ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Piyungan, Bantul, Selasa (29/12/2015) pagi. (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Konflik TPST Piyungan berbuntut blokasi jalan menuju tempat pembuangan sampah tersebut

Harianjogja.com, BANTUL- Ratusan warga memblokade jalan masuk menuju Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Piyungan, Bantul, Selasa (29/12/2015) pagi. Warga marah karena penyaluran dana stimulan dan penyemprotan lalat berhenti sejak tahun ini.

Advertisement

Ratusan warga dari Desa Sitimulyo, Piyungan dan Desa Bawuran, Pleret menutup jalan di dekat gerbang masuk TPST menggunakan sebatang pohon. Mereka melarang puluhan truk pengangkut sampah yang hendak masuk ke TPST. Akibatnya, antrean puluhan truk mengular di lokasi kejadian.

Koordinator warga, Maryono mengungkapkan, masyarakat marah karena sejak setahun terakhir tidak ada lagi penyemprotan lalat di sekitar TPST yang dilakukan pemerintah. Akibatnya kata dia, lingkungan di sekitar tempat pembuangan sampah kumuh dan memicu sejumlah penyakit.

Tahun ini, tiga warga terserang demam berdarah, satu orang terkena muntaber lainnya mengalami gangguan nafas. “Sekarang ini ada satu orang dirawat di rumah sakit karena mengalami gangguan nafas. Itu yang dilaporkan, jumlah pastinya kemungkinan lebih banyak,” kata Maryono, Selasa (29/12/2015).

Advertisement

Sebelumnya kata dia, penyemprotan lalat rutin dilakukan dua kali dalam sepekan. Penyemprotan dilakukan di delapan RT yang berada paling dekat dengan TPST. Meliputi Desa Bawuran Pleret di sebelah selatan TPST serta Desa Sitimulyo, Piyungan di sebelah utara tempat pembuangan sampah.

Selain berhentinya penyemprotan lalat, sejak tahun ini dana stimulan senilai Rp80 juta hingga Rp90 juta setahun yang biasanya digelontorkan ke warga sekitar TPST sebagai bentuk kompensasi juga macet. “Padahal dana stimulan itu untuk pembenahan sarana air bersih dan MCK [mandi cuci kakus],” imbuhnya lagi.

Menurut Maryono, sudah berkali-kali warga memprotes kondisi ini ke pengelola TPST. “Alasannya dananya tidak ada, makanya tidak ada dana stimulan,” lanjutnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif