SOLOPOS.COM - Gubernur DIY, SUltan Hamengkubuwono X (tengah) berfoto bersama dengan sejumlah tokoh Islam, seperti DIn Syamsudin usai pertemuan di Kantor GUbernur, Kepatihan Jogja, Jumat (23/1/2015). Pertemuan tersebut terkait kongres umat Islam se Indonesia yang di laksanakan di Jogja pada 8-11 Februari di Pegelaran Kraton. (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Kongres Umat Islam VI diharapkan menjadi referensi keberagaman.

Harianjogja.com, JOGJA-Wakil Presiden Jusuf Kalla resmi membuka Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) ke-VI di Pagelaran Kraton, Jogja, Senin (9/2/2015). Kongres lima tahunan yang dihadiri 700 tokoh umat Islam Indonesia ini juga dihadiri para duta besar negara sahabat, 42 perwakilan kesultanan nusantara. (Baca Juga : Kongres Umat Islam Digelar di Jogja)

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Selain wapres, hadir pula dalam acara tersebut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Dalam sambutannya Wapres Jusuf Kalla menyatakan Indonesia merupakan negara berpenduduk Islam terbesar. Sejauh ini, kata dia, dari negara-negara Islam yang ada di dunia hanya Indonesia yang dapat menjaga kebersamaan, kedamaian yang lebih baik.

Jusuf Kalla menyebutkan banyak negara-negara Islam yang kondisinya justru menunjukan perpecahan seperti di Irak, Libanon, Libya, Syiria, Mesir, Tunisia, dan sebagainya.

Wapres yang juga ketua Dewan Masjid Indonesia ini pun menyerukan, Indonesia harus menjadi pelopor pemikiran-pemikiran keberagamaan, keislaman yang moderat untuk dunia.

“Harus menjadi referensi dunia islam moderat. Islam jalan tengah yang harus kita kemukakan ke dunia,” kata Jusuf Kalla.

Oleh karena itu, Jusuf Kalla menyatakan saat ini bukan saatnya lagi saling mencela kehidupan keberagamaan seseorang. Namun harus mengedepankan bagaimana memperbesar kedamaian di dunia.

Memang, diakui Jusuf Kalla, pada awal masa Indonesia, perbedaan sangat kental terutama perbedaan pandangan antara nasakom dan komunis.

“Pada masa ini perbedaan hampir tidak ada. Semua berpikir nasional dan berpikir agamis, semua berpikir kebangsaan” ucap Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya