SOLOPOS.COM - Konsumen membeli bahan bakar pertalite di SPBU Gumulan, Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jumat (14/8/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos/dok)

Konsumsi BBM DIY masih didominasi oleh nonsubsidi

Harianjogja.com, SLEMAN–Pascakenaikan kenaikan harga bahan bakar khusus, Pertamina menilai konsumen di DIY dan Jawa Tengah masih setia menggunakan BBK. Hal itu terlihat dari kenaikan konsumsi premium yang relatif kecil yakni hanya sekitar 1% hingga 1,3%.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

General Manager PT Pertamina MOR IV mengungkapkan, ada pergeseran konsumen pertamax ke premium tetapi sangat kecil. Ia menilai hal tersebut bukan hal yang mengkhawatirkan karena pemahaman masyarakat tentang kualitas bahan bakar.

“Ini termasuk bagus dan kami sangat mengapresiasi pelanggan. Kenaikan harga hanya Rp300 tidak begitu terasa,” papar dia ketika ditemui di Hyatt Regency, Sleman, Kamis (19/1/2017).

Ia mengungkapkan, porsi premium dalam konsumsi gasoline sekitar 30% pascakenaikan. Sementara porsi pertalite 47% dan pertamax 23%. Konsumsi premium di Jateng dan DIY per hari rata-rata 3.600 KL, pertalite sekitar 5.000 KL, dan pertamax sekitar 2.500 KL. Sebelum kenaikan, porsi konsumsi premium 29%, pertalite 47%, dan pertamax 24%.

“Evaluasi harga rutin dilakukan untuk bahan bakar non-PSO [Public Service Obligation]. Evaluasi per dua minggu dan untuk premium serta solar PSO ler tiga bulan,” tutur dia.

Ia mengakui, kenaikan harga ini sempat membuat warga kaget karena sudah lama harga tidak mengalami perubahan. Pada dua tahun lalu, kenaikan harga bahan bakar masih sangat sensitif sehingga diikuti kenaikan harga lainnya dan tidak bagus untuk bisnis. Setelah itu, evaluasi dilakukan setiap tiga bulan sekali untuk premium dan solar, dua minggu sekali untuk non-PSO.

“Kali ini ngepasi awal tahun. Kami terus edukasi ke masyarakat. Ada harga, ada mutu. Harga sekarang sebenarnya jauh lebih rendah dibandingkan dulu,” ungkap dia.

Senior Sales Executive Retail VI Pertamina DIY dan Surakarta Henry Eko mengatakan, kondisi di DIY tidak jauh berbeda. “Konsumsi premium 30 persen, pertalite 52 persen, dan pertamax 18 persen pasca kenaikan harga. Sebelum kenaikan, porsinya 29 persen untuk premium, pertalite 52 persen, dan pertamax 19 persen,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya