Jogja
Sabtu, 13 Februari 2016 - 00:40 WIB

KONSUMSI IKAN : Tingkat Konsumsi Warga Jogja Masih Rendah

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasar ikan. (Solopos/Dok0

Pemerintah Kota Jogja terus berusaha meningkatkan konsumsi ikan.

 

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA – Pemerintah Kota Jogja terus berusaha meningkatkan konsumsi ikan, salah satunya dengan mengembangkan fasilitas di kompleks Pasar Ikan Higienis Yogyakarta untuk memenuhi kebutuhan ikan.

“Tingkat konsumsi ikan masyarakat Kota Jogja masih rendah dan jauh di bawah rata-rata angka nasional. Oleh karena itu, diperlukan berbagai cara agar tingkat konsumsi bisa digenjot. Salah satunya dengan mengembangkan fasilitas untuk mendukung pemenuhan kebutuhan ikan masyarakat,” kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Jogja Benny Nurhantoro seperti dikutip Antara, Jumat (12/2/2016).

Berdasarkan data, tingkat konsumsi ikan masyarakat Kota Yogyakarta pada 2013 tercatat sebanyak 21,71 kilogram per kapita per tahun atau lebih rendah dibanding rata-rata nasional yang mencapai 35 kilogram per kapita per tahun.

Advertisement

Benny menambahkan rata-rata konsumsi ikan masyarakat tidak meningkat secara drastis dan pada tahun lalu mencapai sekitar 23 kilogram per kapita per tahun, sedangkan rata-rata nasional sudah mencapai 38 kilogram per kapita per tahun.

Benny menyebut, jika masyarakat dapat memperoleh ikan dengan mudah dan jenis yang beragam, maka konsumsi ikan bisa meningkat cukup tinggi.

“Sebenarnya, hasil budidaya ikan di DIY cukup baik yaitu 71.000 ton per tahun, namun ikan tangkap justru kecil yaitu 5.000 ton per tahun. Seharusnya, hasil ikan tangkap bisa dua kali lipat dibanding ikan budidaya,” katanya.

Advertisement

Sementara itu, fasilitas pendukung di Pasar Ikan Higienis yang akan dibangun berupa mesin pendingin, mesin pembeku dan pencetak es. Mesin pendingin mampu menampung sekitar 100 ton ikan. Fasilitas tersebut rencananya dibangun mulai Maret memanfaatkan dana alokasi khusus dari pemerintah pusat.

Setelah fasilitas tersebut terbangun, pengelolaan akan diserahkan ke Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) DIY yang dibentuk oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Perikanan dan Kelautan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif