SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemadaman listrik (JIBI/Solopos/Dok.)

Konsumsi listrik DIY diperkikakan meningkat pada malam hari pada Bulan Ramadan

Harianjogja.com, JOGJA– Untuk menghadapi Ramadhan dan Lebaran, beberapa persiapan dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Area Jogja.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Humas PT PLN (Persero) Area Jogja Paulus Kardiman menyebutkan misalnya melakukan uprating trafo di Gunungkidul dari 30 MW menjadi 60 MW sehingga di Gunungkidul terdapat dua trafo dengan daya 30 MW dan 60 MW.

Hal itu dilakukan sebagai antisipasi kenaikan beban puncak pada Lebaran. Penambahan trafo juga sudah dilakukan di Bantul.

Ia mengatakan, selama Ramadhan dan Lebaran PT PLN (Persero) Area Jogja akan mengusahakan tidak ada pemadaman pada malam hari sehingga tidak mengganggu jalannya ibadah. Namun, kondisi putus jaringan listrik bisa saja terjadi karena sentuhan pohon pada kabel.

“Itu seolah-olah hubungan singkat sehingga mati dan nanti akan menyala kembali. Bisa juga karena sambungan kurang kencang sehingga koneksi kurang sempurna,” kata dia.

Kondisi putus jaringan karena sentuhan pohon paling dominan terjadi di Jogja karena banyak area penghijauan. Selain itu, banyak area yang padat lalu intas sehingga perbaikan atau pemotongan cabang pohon bisa dilakukan pada malam hari.

General Manager PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Distribusi Jateng dan DIY Dwi Kusnanto mengatakan, ketersediaan energi listrik di wilayah DIY dan Jateng cukup melimpah.

Daya yang dimiliki mampu mencapai 4.500 MW, tetapi konsumsi listrik pada beban puncak hanya 3.800 MW. “Ada 800 MW cadangan. Ini peluang untuk pengembangan dan untuk investor karena secara kelistrikan, kita masih cukup,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya