Jogja
Rabu, 25 Juni 2014 - 23:40 WIB

Koperasi Tak Aktif, Dibubarkan Saja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Koperasi (Dok/JIBI)

Harianjogja.com, JOGJA—Pedagang Kaki Lima (PKL) yang beroperasi di Malioboro memiliki kesadaran tinggi untuk meningkatkan perekonomian bersama, dengan cara mendirikan koperasi. Hal tersebut dilakukan oleh koperasi Tridharma, Tukangan, yang pada awalnya didirikan dengan tujuan menyatukan para pedagang kaki lima Malioboro.

“Kini kami memiliki anggota sebanyak 830 orang, dengan omzet sebesar Rp250 juta per bulan,” tutur Mudjiyo, ketua Koperasi Tridharma, Selasa (24/6/2014).

Advertisement

Ia melanjutkan, aset yang dimiliki koperasi yang telah berdiri sejak 1981 sebesar Rp1,06 miliar terhitung per 31 Desember 2013.

Suyana, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Jogja menyampaikan, dari 565 koperasi yang berdiri di Kota Jogja, 80% di antaranya aktif. Sementara 101 koperasi di antaranya dinyatakan tidak aktif.

“Biasanya, kalau masih bisa diaktifkan, kami minta diaktifkan, kami bina. Kalau ternyata tidak bisa diaktifkan, ya dibubarkan saja,” ungkap Suyana, didampingi Sunu Wibowo, Staf Bidang Koperasi Disperindagkoptan Kota Jogja.

Advertisement

“Koperasi simpan pinjam dengan aset tertinggi di Kota Jogja adalah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) Bina Ihsanul Fikri, sebesar Rp30 miliar. Tapi memang, saya lihat tingkat kepercayaan masyarakat kepada koperasi berbasis syariah cukup tinggi,” timpal Sunu Wibowo.

Menanggapi keberadaan koperasi yang beranggotakan PKL, Imam Priyono, Wakil Walikota Jogja menyatakan apresiasinya. “Semoga keberadaan koperasi ini, bisa semakin membantu menyejahterakan anggotanya, dan meningkatkan daya saing ekonomi,” ujar Imam Priyono, seusai memberikan sambutan peringatan Hari Ulang Tahun Koperasi Tridharma.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif